Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.
***
Oleh: Ajeng W - Bekasi
Zaman dahulu, pahlawan diidentikkan dengan seseorang yang membawa bambu runcing dan berjuang melawan penjajah. Namun, kini zaman berubah. Pahlawan tidak selalu identik dengan bambu runcingnya tapi pahlawan dapat menjelma menjadi sosok yang tidak terduga dan muncul dengan memberikan kamu harapan baru. Biasanya berhubungan dengan orang terdekat entah orang tua, kakak, pacar, atau mungkin sahabat terdekat. Namun, kali ini saya ingin berkisah sedikit tentang seseorang yang berada di luar orang terdekat. Seseorang yang tidak pernah terlintas dalam benak saya dapat hadir memberikan kehangatan, dukungan, menerima tanpa harus menghakimi.
Yup, kali ini aku ingin berkisah tentang seorang teman yang telah lama tidak bersua tetapi mampu memberikan rasa nyaman dan aman kala diri ini butuh bercerita tanpa perlu merasa digurui atau diceramahi, cukup didengarkan saja. Melanjutkan kisah saya yang pernah berada di titik kelelahan dan merasa tidak lagi berguna dengan apa yang telah dilakukan selama ini. Semuanya terasa kosong, hampa, dan gelap.
Terdiagnosa mengalami kesehatan mental yang terganggu karena masa lalu dan kegagalan yang dialami membuat saya mencoba untuk membuka diri ke beberapa teman terdekat dari kantor lama. Saya menamai teman terdekat saya adalah empat serangkai. Saya mencoba bercerita apa yang saya rasakan tentang keinginan untuk menyerah dan pikiran tentang suicide.
Hanya Butuh Didengar tanpa Dihakimi
Beberapa tanggapan pun berdatangan, ada yang bilang saya hanya jenuh dan butuh liburan saja. Ada pula yang mengatakan bahwa saya cukup bebal diberitahu dan hanya melihat sisi negatifnya saja hingga memilih menyerah. Namun, ada pula yang mengungkapkan, “Yang punya masalah nggak hanya lo aja, nggak usah merasa paling berat hidup. Kalau mau cerita ya cerita, kalau nggak ya nggak usah." Saya tidak menyalahkan mereka. Mungkin mereka bermaksud baik untuk menghibur apa yang saya alami namun sayangnya. Hanya saja saat emosi dan pikiran tidak sejalan, ungkapan seperti itu justru memperburuk kondisi mental seseorang.
Tanggapan yang diberikan teman terdekat saya membuat saya dipertemukan dengan seorang teman lama yang dapat dikatakan ia adalah pahlawan tanpa bambu runcing yang mampu meyakinkan saya bercerita dengan nyaman tanpa perlu dipojokkan. Tuhan dan semesta seperti memberi jawaban atas segala kegundahan yang saya alami, kala saya tidak tahu harus bercerita dengan aman tanpa penghakiman.
Bagi saya, seorang pahlawan adalah seseorang yang menerima diri saya apa adanya, menarik saya dari jurang ketakutan tanpa perlu merasa menjadi orang lain. Kehadiran seorang teman lama berhasil membuat saya bercerita secara seutuhnya dengan perasaan dan emosi yang saya pendam selama ini. Ia hanya mendengarkan tanpa memotong apa yang saya utarakan dan memberi kehangatan yang tidak saya dapat sebelumnya. Ia memberi ruang saya untuk tidak memaksa saya bercerita saat saya tidak ingin menceritakan sepenuhnya. Ia menunggu saya bercerita lebih dulu sampai emosi yang saya rasakan benar-benar stabil dan mereda.
Teman lama yang datang saat saya benar-benar ingin menyerah dan melepas segalanya menjadi pahlawan bagi hidup dan nyawa saya. Ia berhasil membuat saya perlahan bangkit dan melangkah maju dengan mencoba berada di sisi saya kala terjatuh. Saya tidak perlu menjadi superwoman dalam segala kondisi karena saya memiliki satu superfriend. Ia mungkin tidak akan selalu ada 24 jam tapi ia pasti akan ada saat saya terluka lalu mengobatinya dengan kata-kata, itulah pahlawan.
#GrowFearless with FIMELA