Fimela.com, Jakarta Walau ajang pekan mode Jakarta Fashion Week telah usai, tapi sejumlah cerita masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Bahkan faktanya, lewat panggung fashion, sejumlah perubahan positif tercetuskan, walau panggung fashion telah dipadamkan.
Kali ini, kelompok pegiat kain Humbang Kriya binaan Rumah Kreatif Sinar Mas (RKSM) yang berada di kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, telah mengambil bagian dalam JFW 2020. Bersama label fashion Purana dan desainer Windy Chandra, Humbang Kriya berhasil menampilkan koleksi bertema "Laboring LOVE, Weaving HOPE" yang mengusung eco fashion pada kamis, 24 Oktober 2019.
Kolaboraasi ini berhasil mengolah kain tradisional dari serat dan pewarna alami, menjadi busana urban kontemporer dari bergaya resort hingga red carpet.
Bersama Humbang Kriya, Purana menghadirkan 34 look meliputi outwearm dressm sarong pantsm cigarette pants, dan hybrid outfit yang multigaya. Kain yang digunakan juga beragam, mulai dari Shibori, Humbang Batiq, Tenun Songket, Humbang Eco Print, dn dikombinasukan dengan kain lain seperti organza, dan jenis lainnya yang terbuat dari serat alami.
What's On Fimela
powered by
Koleksi kolaborasi Humbang Kriya bersama Purana dan Windy Chandra
Bahkan koleksi ini sangat khas dengan moment liburan di atas kapal pesiar. Apalagi dilengkapi dengan sejumlah aksesori seperti sunglasses dari Optik Seis, aksesori dari APA dan Your Hands Jewelry, serta topi hasil kreasi Purana bersama miliner Crystal Birch asal Afrika Selatan yang melengkapi sebagian besar look. Bahkan koleksi ini juga sudah dinanti banyak penggemar Purana sebelum koleksi ini hadir di JFW 2020. Bahkan wholesale buyer dari Kuwait datang sebelum show digelar untuk melakukan koleksi prevoew Humbang Kriya x Purana dan sudah membuat sejumlah pesanan.
Sedangkan bersama Windy Chandra, koleksi yang dihadirkan menggunakan olahan kain Eco Print dengan tema "Midnight in Manhattan" dengan koleksi 14 look yang terdiri dari atasan, cocktail dress, dan dipadukan dengan sepatu cantik dari Regis Bridal Shoes.
Mengawali debut kolaborasi, Windy bercerita bahwa koleksinya ini memiliki tantangan tersendiri. Di mana biasanya ia menggunakan bahan hingga 10 meter untuk 1 baju, namun kali ini menggunakan kain yang terbatas. Selain itu, pewarnaan alami membuat warna kain sulit diprediksi, sehingga setiap kainnya memancarkan karakteristik tersendiri. Bahkan Windy juga bercerita bahwa sebisa mungkin untuk tidak memotong kain sehingga tak ada yang terbuang. Jika ada, ia akan menggunakannya sehingga koleksi yang dihadirkan tidak menambah limbah.
Dumasi MM Samosir Wongso, Direktur PT Asuransi Sinar Mas dan pembina Rumah Kreatif Sinar Mas (RKSM) yang menginisiasi Humbang Kriya, berkata pada konferensi pers sebelum fashion show berlangsung, bahwa salah satu busana dari koleksi “Midnight in Manhattan” Windy Chandra akan dijual.
Busana yang akan dijual itu adalah sebuah cocktail dress dengan aplikasi dedaunan yang dibuat dengan teknik Eco Print, dan hasil penjualannya akan didonasikan untuk pendidikan di daerah Mokndoma, pedalaman Papua.
Selain itu, keuntungan penjualan perhiasan desain khas Humbang juga akan didonasikan kedaerah yang sama di Papua.