Fimela.com, Jakarta Produksi pakaian dan kain memang sangat erat kaitannya dengan lingkungan. Indstri mide cepat dengan tren yang terus berganti mendorong peningkatan jumlah kain yang diproduksi setiap tahunnya. Dalam proses tersebut, ada pembuangan bahan tekstil yang dapat melepaskan racun dan merusak bumi.
Kini, industri mode sudah mulai bergerak untuk memproduksi pakaian yang lebih ramah lingkunga. Seperti Lenzing Group, produsen serat alami yang ramah lingkungan asal Austria. Baru-baru ini, Lenzing menggandeng mitra bisnisnya, PT Laksana Kurnia Mandiri Sejati (Lakumas) untuk berpartisipasi dalam pameran 7th Asean Traditional Textiles Symposium 2019 di The Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, pada 5-8 November 2019.
Pameran bukan saja satu-satunya agenda dalam acara ini. Karena, ada kompetisi fotografi dan pembuatan produk yang memanfaatkan wastra Indonesia. Sehingga, acara ini juga menjadi ajang bagi pelaku bisnis tekstil untuk memperkenalkan beragam kain tradisional Indonesia.
What's On Fimela
powered by
Tencel, Serat Kain yang Ramah Lingkungan
Lenzing dan Lakumas pada kesempatan ini memperkenalkan kain yang terbuat dari TencelTM, merek serat kain yang ramah lingkungan dari Lenzing. Seperti kain tenun dari Bali, songket khas Jembrana (Songket Negara Bun Bun Putrimas).
Sonket ini dibuat menggunakan Tencel Luxe dan langsung diproduksi oleh Kelompok Tenun Putri Mas, Bali. Selain itu, ada juga batik tenun yang diproduksi penenun asal Pasuruan. Mereka kemudian memasarkannya lewat merek KaIND.
KaIND ini menggunakan material benang yang diproduksi di sebuah pemintalan benang Lakumas. Seperti songket khas Jembrana, batik tenun ini juga menggunakan serat Tencel. Bedanya, batik tenun ini juga menggunakan sutera.
Tence Luxe merupakan serat filamen yang cocok untuk dikombinasikan dengan sutera, serta mampu membuat bahan sutera memiliki kualitas yang lebih tinggi, tanpa khawatir akan mencemari dan berdampak negatif pada lingkungan.
Perkenalkan Tencel ke Beberapa Daerah di Indonesia
Lakumas juga memperkenalkan kain yang menggunakan serat Tencel ini kepada komunitas penenun di berbagai daerah di Indonesia. Seperti Toba, Palembang, Kapuas, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Selain ramah lingkungan, serat Tencel juga cocok diaplikasikan untuk produk kain Indonesia yang kaya warna dan membutuhkan material berkualitas tinggi.
Selain itu, Lakumas juga mempromosikan pewarnaan alami lewat berbagai program pelatihan bagi penenun di daerah pelosok di Indonesia. Kali ini, Lakumas bekerja sama dengan Perkumpulan Warna Alami Indonesia (WARLAMI), dimpimpin Myra Widiono.
#Growfearless with FIMELA
Fimela ingin mengajak kamu untuk lebih inspiratif dan positif lewat berbagai kelas menarik di Fimela Fest 2019. Yuk, daftarkan dirimu di sini!