Fimela.com, Jakarta Siklus haid umumnya adalah 28 hari, tapi siklus tersebut bisa berbeda-beda pada tiap perempuan. Haid dianggap tidak teratur bila siklusnya kurang dari 24 hari atau lebih dari 38 hari. Ada baiknya kita memang mencatat dan menandai siklus haid kita setiap bulannya untuk mengecek teratur tidaknya siklus kita.
Sejumlah penelitian, seperti yang dilansir dari healthline.com menyebutkan bahwa pernikahan bisa memengaruhi siklus haid kita. Bahkan gejala seperti nyeri haid dan sakit kepala bisa makin parah. Tak hanya itu saja, setelah menikah, siklus haid bisa menjadi tidak teratur. Hm, kenapa hal itu bisa terjadi?
1. Stres
Kehidupan setelah menikah bisa menyebabkan stres karena proses adaptasi dan hal-hal baru yang dialami. Stres ini bisa memengaruhi hormon dalam tubuh yang berperan terhadap siklus haid. Siklus haid bisa kembali teratur begitu stres menurun.
2. Perubahan Rutinitas
Perubahan pada aktivitas dan rutinitas harian bisa memengaruhi siklus haid. Kehidupan pernikahan membuat kita harus berhadapan pada hal-hal baru, seperti perubahan kebiasaan makan, kesibukan mengurus rumah tangga, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi pada rutinitas harian ini bisa membuat siklus haid tak teratur.
What's On Fimela
powered by
3. Perubahan Berat Badan
Dibandingkan pria, perempuan lebih rentan mengalami kenaikan berat badan setelah menikah. Ada beberapa teori yang mendasarinya. Kepuasan dalam kehidupan pernikahan dan tak lagi tekanan untuk menemukan jodoh serta perubahan pola makan bisa jadi penyebabnya. Perubahan berat badan yang signifikan bisa menyebabkan siklus haid yang tak teratur. Lemak tubuh memengaruhi estrogen yang diproduksi oleh tubuh. Perempuan dengan lebih banyak lemak memproduksi lebih banyak estroen daripada peremuan dengan tubuh yang lemaknya sedikit. Peningkatan estrogen ini dapat menyebabkan siklus haid tak teratur atau telat haid.
4. Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan alat kontrasepsi hormonal juga bisa menyebabkan siklus haid tidak teratur. Tubuh akan menyesuaikan diri selama tiga hingga enam bulan setelah mulai atua berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal. Konsultasikan hal ini kepada dokter. Dokter mungkin akan merekomendasikan perubahan penggunaan alat kontrasepsi jika masalah tak kunjung teratasi.
Beberapa kondisi dan faktor lain yang bisa menyebabkan siklus haid tidak teratur bisa meliputi gangguan tiroid, endometriosis, polycystic ovarian syndrome (PCOS), fibroid, dan penggunaan obat tertentu. Ada baiknya untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
***
Sudah siap untuk hadir di acara FIMELA FEST 2019? Pilih kelas inspiratifnya di sini.
#GrowFearless with FIMELA