5 Cara Mengatasi Depresi karena Kecanduan Media Sosial

Fimela Editor diperbarui 04 Nov 2019, 20:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Media sosial yang hadir dengan berbagai platform memudahkan para pengguna dalam menghubungkan satu individu ke individu lainnya. Selain itu, media sosial juga menjadi wadah untuk berbagi foto, video, maupun tulisan.

Beberapa yang masih digemari di kalangan masyarakat antara lain, Instagram, Twitter, Facebook, Line Messanger, WhatsApp, Snapchat, hingga sebuah platform yang menghubungkan individu professional atau pencari pekerjaan dengan perusahaan atau pebisnis yaitu LinkedIn.

Faktanya, bukan hanya hal postif saja, media sosial juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental.

Akibat dari banyaknya persaingan individu dalam dunia maya, akan membuat beberapa orang merasa cemas, kurang percaya diri, bahkan depresi. Mengutip dari medium.com hal itu berarti para pengguna diperkenalkan pada konten yang dapat dikonsumsi dan mudah dipengaruhi.

kecanduan media sosial kini telah menjadi masalah yang menjadi perhatian masyarakat. Banyak penelitian yang berfokus pada kecanduan media sosial menentukan dampaknya pada perhatian, strategi mengatasi, dan kelelahan emosional.

Ketika melihat orang bersaing lebih untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan di media sosial, hal itu cenderung menyebabkan orang menjadi kurang puas dan selalu membandingkan diri.

Melansir dari instyle.com berikut beberapa tips mengatasi depresi akibat kecanduan Media Sosial

 

 

2 dari 7 halaman

1.Apa tujuanmu menggunakannya?

ilustrasi perempuan bekerja/copyright By Asier Romero from Shutterstock

Kamu harus memahami tujuan penggunaan dari setiap platform. Apakah kamu menggunakannya untuk berbagi inspirasi kepada masyarakat luas, pengembangan merek, atau hanya untuk lingkup keluarga dan teman? Setelah menentukan tujuan, kamu dapat mulai menilai konten terhadap platform yang digunakan.

 

 

3 dari 7 halaman

2. Kenali batasanmu dan istirahatlah sejenak

Ilustrasi/copyright shutterstock

Untuk orang–orang yang menjadikan media sosial sebagai sumber pekerjaan, seperti para pebisnis online, hingga beberapa influencer, hal ini kerap menyebabkan adanya kesenjangan kesehatan mental yang terkait dengan pekerjaan. Bagi mereka yang tidak berpengaruh, sedikit lebih mudah untuk berpisah dari media sosial tanpa membahayakan pekerjaan dan sumber penghasilannya.

Media sosial harus digunakan sebagai alat. Namun jika teknologi berakibat kecemasan atau suasana hati yang tertekan, membatasi penggunaan atau istirahat mungkin dapat membantu kamu mengatasi kecanduan media sosial.

 

 

4 dari 7 halaman

3. Berhenti peduli untuk hal–hal yang toxic

ilustrasi perempuan lelah/copyright Shutterstock

Memutuskan untuk mengambil lebih banyak istirahat dari teknologi, cobalah bermain–main keluar bersama teman dekat atau keluarga sambil menikmati pemandangan alam untuk menangkal stres dan emosi negatif yang kadang-kadang dikaitkan dengan media sosial. Kamu bisa mencoba untuk berhenti mengikuti, jika tidak menyukai apa yang orang lain bagikan di media sosial. Berhenti peduli bisa menjadi pilihan yang tepat untuk membentengi dirimu dari kecemasan atau depresi.

 

 

5 dari 7 halaman

4. Apa yang kamu butuhkan dalam menggunakan sebuah platform?

ilustrasi perempuan self love/Photo by Cxpturing Souls from Pexels

Sebelum menggunakannya, kamu perlu tahu apa yang dibutuhkan selama menggunakan platform tersebut. Jika suka berinterasi langsung, kamu akan merasa lebih mudah mengendalikan perasaan ketika menjalani hidup tanpa gangguan.

Saat penggunaan media sosial bisa dikurangi, kamu bisa bebas bercengkarama dengan orang-orang di jalan, daripada mengambil gambar jalanan untuk dijadikan sebagai bahan postingan. Kamu bisa merasa menjadi lebih terhubung dengan dengan orang lain saat bisa berbincang dan bertatap muka. Kamu juga akan menyadari betapa lebih banyak ruang yang kamu miliki yang dapat menciptakan ide-ide kreatif lainnya.

 

6 dari 7 halaman

5. Merapikan Timeline

Social Media Week Jakarta 2019 siap paparkan fenomena influencer marketing, dalam strategi pemasaran. (Foto: Unsplash/ Merakist)

 

Kamu bisa menghabiskan lebih sedikit waktu di media sosial setelah istirahat sejenak dari aktivitas media sosial. Jangan lupa untuk memutuskan sambungan saat weekend atau hari libur lainnya, agar dapat lebih menikmati waktu liburmu.

Kamu juga bisa menjaga postingan di timeline yang muncul, apakah mengandung hal–hal positif dan bebas dari kekacauan yang memancing emosi atau tidak. Cobalah untuk tidak mencari–cari sesuatu yang negatif dan membuatmu merasa buruk sehingga kurang percaya diri terhadap diri sendiri. Kata–kata motivasi, postingan foto, video maupun tulisan tentang sesuatu yang kamu suka akan membuat timeline menjadi lebih positif.

(Iffah Nurahmah)

7 dari 7 halaman

Simak Video Menarik Berikut Ini

Yuk, daftarkan dirimu segera di sini dan dapatkan kesempatan untuk hadir di FIMELA FEST 2019!#GrowFearless with Fimela