Musik K-Pop dan Multimedia Jadi Elemen Baru Pementasan Teater Koma

Ruben SilitongaSutiknoBambang E. Ros diperbarui 31 Okt 2019, 12:00 WIB
Lewat produksi ke-159 bertajuk J.J Sampah-Sampah Kota yang akan digelar pada tanggal 8-17 November 2019 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Teater Koma akan tampil lebih remaja, meski lakon tersebut telah 40 tahun berlalu. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Drama cerita tersebut ditulis oleh Nano Riantiarno, dan telah dipentaskan Teater Koma pada 1979. Setelah 43 tahun berlalu, lakon tersebut akan kembali dipentaskan melalui proses regenari dengan arahan Rangga Riantiarno selaku sutradara. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Lakon J.J Sampah-Sampah Kota berasal dari dua karakter Jian dan Juhro, dua pemulung yang ditemui Nano di Cirebon, Jawa Barat, dan kemudian ditulis saat Nano diundang ke Amerika Serikat pada tahun 1978. (Bambang E Ros/Fimela.com)
“Disana saya hanya ikut satu kali seminar dan memang tujuannya menulis selama enam bulan. Saya menulis lakon ini di sana,” ujar Nano saat proses latihan pada selasa (29/10/2019) di Sanggar Teater Koma, Bintaro, Jakarta Selatan. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Multimedia akan menjadi elemen baru dalam pementasan kali ini, karena ada satu tokoh yang hanya dimunculkan lewat multimedia. Menariknya, tokoh ini akan berinteraksi dengan tokoh lain, bahkan bernyanyi. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Menurut Rangga Riantiarno, dalam music pertunjukan kali ini juga akan ada sentuhan kekinian seperti memasukkan musik dan lagu K-pop, dan musik lagu lainnya yang hits dikalangan anak muda untuk menggaet mereka mencintai teater. (Bambang E Ros/Fimela.com)
“Saya memilih untuk mementaskan kembali lakon ini karena cerita ini tetap relevan dengan kondisi saat ini,” kata Rangga tentang pementasan Teater Koma ke -159 yang sepenuhnya didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Tag Terkait