Fimela.com, Jakarta Dalam film Eggnoid, Morgan Oey berperan sebagai Eggy. Karakternya sendiri diceritakan lahir dari sebuah telur yang polos, menggemaskan dan memiliki kemampuan untuk membuat perempuan tergila-gila.
Menurut Morgan yang selama ini sudah berlalu-lalang di ragam karakter dan genre film mengatakan ada tantangan tersendiri dalam film tersebut. Namun, ia merasakan sebuah tantangan yang menyenangkan.
"Dari segi pemain untuk menjadi Eggy itu banyak panduannya. Paling cuman banyak ngobrol ama Naya. Tantangan sih karena absurd banget, tapi harus dikerjakan. Tapi its fun. Tantangan yang menyenangkan," ujar Morgan Oey saat media visit di kantor KLY, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019).
What's On Fimela
powered by
Fiksi Ilmiah
Sebagaimana diketahui, film ini merupakan adaptasi dari Webtoon karya Archie The RedCat. Di Webtoon, Eggnoid mendapat rating 9,75 dengan jumlah pembaca sekitar 4,2 juta dan disukai 18,2 juta orang.
Eggy merupakan manusia Eggnoid yang datang dari luar bumi dan bertugas memberikan kebahagiaan kepada manusia. Ia pun bertemu dengan Ran, diperankan oleh Sheila Dara yang sangat kesepian.
"Tujuan simple. Dia datang ke masa sekarang tugasnya menyelamatkan sisa-sisa kebahagiaan bumi. Kan di kehidupan masa datang dia, kehidupan sudah sangat hitam. Tugasnya sih terdengar naif, berusaha untuk membahagiakan kehidupan.
Punya IQ tinggi, badan kuat dan positif sekali orangnya," ujar Morgan.
Sementara kala disinggung mengenai referensi film luar negeri, Naya sang sutradara mengatakan bahwa banyak yang menginspirasinya. Namun seiring perjalanan memang ada beberapa perubahan.
"Kalau referensinya Eggnoid sempet berubah. Awalnya ET, ada sedikit Minority Report, ada PK juga. Pas semakin kesini jadi lebih kayak Blade Runner. Di sini, teknologi tinggi kemanusiaan hancur," tutur Naya.
Berbeda dengan Webtoon
Menilik versi komik dan film, diakui Tata sebagai produser memang ada perbedaan. Yaitu ada pengembangan cerita dengan menambahkan karakter yang tidak ada dalam komik. Karakter itu bernama Aji dan diperankan oleh Kevin Julio.
"Juga beda di setting waktu. Webtoon ga ada seting waktu tahun berapa. Di film seting utama 2 tahun setelah mereka bertemu. Bukan beda tapi kembangkan universe di komik. Ada pemain tambahan yang mendukung premis juga," tutur Tata.
Pun demikian, Tata berharap para penikmat film tak membandingkan karya film bergenre fiksi ilmiah Tanah Air dengan produksi Hollywood. "Ngeset pengen serius, tapi budget ga bisa seperti Hollywood," imbuh Tata.
"Kerja dalam keterbatasan tapi sesuai dengan produk value yang kita mau. Syuting ga terlalu pendek, tapi ga panjang juga. Dari tim yang solid, dari tantangan itu malah bisa fokus. Energi terbatas, harus tahu scene mana yang harus full energi," tandasnya.