Chacha mengaku, bahwa keinginan untuk masuk dalam pesantren di Amerika Serikat tersebut sudah ada sejak tahun 2018. Tidak sendiri, ia akan mengajak teman-temannya untuk menimba ilmu agamanya. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Menurut perempuan 29 tahun ini, keinginan belajar di Amerika tahun depan, sekaligus mematahkan persepsi beberapa orang, bahwa pergi ke negara Barat hanya untuk liburan semata saja. (Deki Prayoga/Fimela.com)
"Aku ingin mematahkan kata-kata orang yang bilang kalau kita ke (negara-negara) barat itu cuma buat seneng-seneng dan jalan-jalan, padahal bisa juga kita melakukan hal lain, seperti ke pondok pesantren Indonesia di Amerika," kata Chacha ditemui di kawasan Wijaya, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2019).
Hingga kini, Chacha mengaku belum ada persiapan khusus. Tapi, jika tidak ada halangan, akan masuk pesantren yang dipimpin langsung oleh imam besar di New York, Shamsi Ali. (Deki Prayoga/Fimela.com)
"Aku pernah ke New York ketemu imam besarnya Shamsi Ali. Tapi aku belum ke lokasi pesantrennya karena masih direnovasi. Di sana emang ada pesantren. Itu biasanya buat seminggu atau 14 hari," kata Chacha Frederica. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Chacha Frederica mengatakan bahwa keputusannya untuk masuk pesantren sebenarnya juga ingin belajar banyak tentang sejarah Islam, kejayaan Islam. Semakin banyak ilmu agamanya, nantinya tidak mudah terprovokasi orang-orang. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Layaknya istri pada umumnya, Chacha Frederika juga sudah meminta izin kepada suaminya, Dico Ganindito. Bersyukur, sang suami sangat mendukung Chacha untuk memperdalam ilmu agamanya. "Suami sangat support sih," ujarnya. (Deki Prayoga/Fimela.com)