Pekerjaan Bergaji Tinggi tapi Penuh Tekanan, Lebih Baik Dilepas Saja

Endah Wijayanti diperbarui 24 Okt 2019, 11:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Masing-masing dari kita memiliki cara dan perjuangan sendiri dalam usaha untuk mencintai diri sendiri. Kita pun memiliki sudut pandang sendiri mengenai definisi dari mencintai diri sendiri sebagai proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti tulisan yang dikirim Sahabat Fimela untuk Lomba My Self-Love Matters: Berbagi Cerita untuk Mencintai Diri ini.

***

Oleh: Zeni Oktavia - Tuban

Kunci dari membahagiakan diri sendiri yaitu ketika kita mampu mengarahkan hidup ini sesuai dengan keinginan kita. Meskipun dalam hidup ini akan selalu ada pro dan kontra dari lingkungan sekitar, maka tidak perlu ada yang dirisaukan selama keinginan kita tidak bertentangan dengan norma yang berlaku serta tidak merugikan orang lain. Sehingga perlu bagi kita untuk senantiasa tetap mengedepankan diri kita terlebih dahulu jika memang itu menyangkut masa depan yang akan kita jalani.

Selama lima tahun menjalani hidup sebagai wanita karier yang bekerja di bidang perbankan, nampaknya belum mampu membuatku merasa puas dalam menjalani hidup. Meskipun gaji yang kuterima saat itu relatif besar, hal itu tidak membuatku merasa nyaman berada di lingkungan kerja yang bagiku penuh dengan tekanan. Bekerja dengan hanya fokus pada pencapaian target seolah membuatku merasa terkekang dan jenuh dengan kondisi kerja yang kualami saat itu. Hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan pekerjaanku walaupun dari pihak keluarga nampaknya belum bisa menerima keputusan yang telah kuambil.

Semenjak resign dari pekerjaan kantor, aku memutuskan untuk mengikuti kursus kecantikan dan perawatan. Selain itu aku juga mulai mengikuti pelatihan khusus wirausaha dari pemerintah khususnya terkait pengembangan usaha salon. Sejak dulu memang aku berniat untuk membuka usaha salon, meskipun sedikit ada pertentangan dari orang tua karena memang mereka lebih suka melihat anaknya untuk bekerja di perusahaan. Bagi mereka pendapatan berwirausaha itu tidak sepasti ketika bekerja di perusahaan, sehingga tentunya ada ketakutan jikalau kondisi finansial nantinya tak sebagus saat menjadi pekerja kantoran.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Membuka Usaha Salon

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Pada awal setahun aku membuka usaha salon memang kondisi bisa dikatakan belum sesuai dengan apa yang kuharapkan, terlebih lagi muncul suara-suara sumbang di luar yang seolah menyindirku bahwa aku tidak cocok untuk menjalankan usaha ini serta muncul komentar kalau tidak seharusnya aku melepas pekerjaanku hanya demi membuat usaha yang nyatanya secara finansial belum mampu seimbang dengan pendapatanku dulu ketika masih bekerja di bank. Namun, aku tidak menyerah. Semakin giat aku untuk memajukan usaha ini dengan mulai mempelajari strategi marketing serta untuk terus gencar malakukan promosi-promosi agar semakin banyak orang tertarik. Setelah hampir tiga tahun aku menjalani usaha ini, aku sudah mulai merasakan perubahan yang signifikan akan kemajuan usahaku ini.

Kemajuan usahaku ini telah mampu mematahkan pemikiran orang-orang yang telah mencibirku bahwa aku tidak cocok dalam berwirausaha. Aku merasa bangga ketika mampu membuktikan bahwa apa yang kujalani ini memang sudah tepat bagi diriku. Hidup itu kita yang menjalani dan kita yang merasakan jadi apa pun yang terjadi tetap terus melangkah ke depan dan berusaha sekuat mungkin untuk bisa mematahkan pandangan negatif orang lain terhadap kita.

***

Sudah siap untuk hadir di acara FIMELA FEST 2019? Pilih kelas inspiratifnya di sini.

 

#GrowFearless with FIMELA