Dianugerahi Anak Berkebutuhan Khusus Memberi Arti Tersendiri dalam Hidup

Endah Wijayanti diperbarui 17 Okt 2019, 11:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Masing-masing dari kita memiliki cara dan perjuangan sendiri dalam usaha untuk mencintai diri sendiri. Kita pun memiliki sudut pandang sendiri mengenai definisi dari mencintai diri sendiri sebagai proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti tulisan yang dikirim Sahabat Fimela untuk Lomba My Self-Love Matters: Berbagi Cerita untuk Mencintai Diri ini.

***

Oleh : Damar – Surabaya

Menerima Jalan yang Allah Pilihkan

Tidak ada anak yang dapat memilih mereka terlahir dari orangtua yang bagaimana dan seperti apa. Begitu pula ketika akan menjadi orang tua, kita tidak dapat memilih akan terlahir seperti apa anak kita, laki-laki atau perempuan, bagaimana hidungnya mancung atau tidak, bagaimana warna kulitnya, bagaimana bentuk matanya, dan lain sebagainya. Kita hanya berdoa agar anak yang digadang-gadang dapat terlahir dengan selamat dan dapat tumbuh dengan sehat.

Tidak ada orangtua mana pun yang siap dianugerahi “anak spesial”. Tidak seorang pun. Sembilan bulan mengandung anak pertama kami adalah saat yang paling membahagiakan bagi saya. Rezeki yang tidak semua wanita bisa merasakannya, Allah berikan pada kami tepat tiga bulan setelah pernikahan kami. Saya dinyatakan hamil. Tak terbendung kebahagiaan saya dan suami kala itu.

Meskipun mual dan muntah hebat selama 4 bulan awal kehamilan, kami tetap berusaha memberikan asupan gizi bagi calon buah hati kami di tengah segala keterbatasan. Semenjak diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara kami memang tinggal di daerah kepulauan di luar Jawa, oleh karenanya sulit bagi kami mendapatkan bahan makanan yang segar. Satu-satunya makanan segar yang tersedia hanya seafood, yang tidak terlalu dianjurkan terlalu sering dimakan bagi ibu hamil. Kami pun sebisa mungkin mencari alternatif lain untuk memenuhi gizi anak kami selagi dalam kandungan.

Bukan hanya kesulitan mencari bahan makanan yang berkualitas, kami pun kesulitan menemui dokter kandungan, karena harus menyeberang laut ke kabupaten sebelah untuk dapat bertemu dengan dokter kandungan. Tapi semua kesulitan itu terbayarkan saat anak kami lahir. Semua rasa sakit yang saya rasakan saat melahirkan rasanya lenyap saat memandang makhluk cantik itu.

 

 
2 dari 2 halaman

Berdamai dengan Diri Sendiri dan Semuanya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Bulan pun berganti tahun, saat saya menyadari ada yang berbeda dari buah hati kami. Tatapan matanya tidak se-intens dulu, celotehnya pun sudah jarang terdengar. Hancur hati saya ketika berbagai diagnosa para ahli disandangkan pada anak kami. Saya pun mulai menyalahkan diri saya, mungkin saya lalai saat mengandung dia. Mungkin juga saya salah mengasuhnya. Entahlah, saat itu saya merasa anak kami menjadi sepert itu karena saya. Saya tidak tahu harus dari mana untuk memulai memperbaiki keadaan anak kami karena tempat tinggal kami saat itu. Setiap teringat anak saya, saya selalu menangis.

Hingga akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dalam grup orangtua dari anak berkebutuhan khusus di Facebook. Dari sana saya mendapat banyak pelajaran dari sesama orang tua anak-anak spesial, Allah memberikan cobaan tidak mungkin di luar batas kemampuan kita. Bagaimana bisa saya membantu anak saya menjadi lebih baik jika saya sendiri tidak bisa menerima diri sendiri? Bagaimana bisa saya mencurahkan kasih sayang dan perhatian pada anak saya kalau saya tidak bisa mencintai diri saya sendiri?

Sejak saat itu saya mencoba berdamai dengan diri saya sendiri. Allah lah yang memilihkan jalan ini untuk saya, Allah lah yang ingin saya belajar banyak dari anak ini, Allah yang menitipkan anak ini pada saya karena Allah percaya saya mampu membesarkannya. Sekarang saya bisa lebih fokus mencari berbagai treatment untuk anak saya setelah saya bisa menerima dan mencintai diri saya sendiri. Saya harus sehat jasmani maupun rohani demi anak saya. Hingga pada akhirnya saya menyadari, saya juga seorang ibu dan seorang istri yang berharga bagi anak dan suami saya.

#GrowFearless with FIMELA