Fimela.com, Jakarta Masing-masing dari kita memiliki cara dan perjuangan sendiri dalam usaha untuk mencintai diri sendiri. Kita pun memiliki sudut pandang sendiri mengenai definisi dari mencintai diri sendiri sebagai proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti tulisan yang dikirim Sahabat Fimela untuk Lomba My Self-Love Matters: Berbagi Cerita untuk Mencintai Diri ini.
***
Oleh: A - Denpasar
Bahagia Setelah Berhasil Menerima Kekurangan Diri Sendiri
Saya terlahir dari sebuah keluarga besar, ayah dan ibu memiliki enam orang anak. Dari keenam anak mereka, saya adalah anak yang paling berbeda secara fisik. Saya memiliki mata paling besar dan gigi kelinci yang agak tonggos. Karena hal itulah saya sering dipanggil si kelinci atau si gigi.
Saat masih kecil saya tidak ambil pusing dengan panggilan itu. Tapi saat beranjak remaja saya mulai kepikiran dan terganggu. Bahkan di sekolah pun saya mendapat bullying karena gigi kelinci tersebut. Akibatnya saya jadi sering bolos sekolah, karena saya merasa benci kepada teman-teman. Namun, mau tak mau saya harus melanjutkan sekolah, dan akhirnya saya lulus SMA.
Setelah lulus saya mencoba untuk mencari pekerjaan, tetapi pada saat interview saya selalu merasa tidak percaya diri. Di pikiran saya selalu terngiang kata-kata, “Kamu itu jelek, kamu nggak akan diterima di sini." Dan karena sikap saya yang pesimis dan tidak pecaya diri saya benar-benar kesulitan mendapat pekerjaan. Semakin hari saya semakin membenci diri saya sendiri, saya sampai malas bercermin karena saya merasa marah setiap kali melihat pantulan diri saya di cermin.
What's On Fimela
powered by
Berdamai dengan Diri Sendiri
Singkat cerita, saya bertemu dengan seorang sahabat, saya curahkan semua uneg-uneg, kemarahan dan kesedihan saya. Saya bertanya kepadanya kenapa saya tidak pernah bahagia seperti orang lain, apakah saya tidak pantas? Dan saat itu dia memberi saya kalimat yang sampai saat ini selalu menguatkan saya.
“Berdamai dengan dirimu sendiri. Buang semua kepahitan yang ada pada diri kamu. Terima dan cintai diri kamu sendiri, pasti kamu akan bahagia.”
Setelah kejadian itu saya mulai mencoba untuk berdamai dengan diri saya sendiri. Saya mulai bisa menerima kekurangan saya. Mulai bercermin dan berdandan. Saya bilang kepada diri saya sendiri, "Saya cantik." Dan ajaibnya berangsur-angsur rasa percaya diri saya tumbuh. Saya menjadi orang yang ceria dan mudah bergaul. Saya pun mendapatkan pekerjaan dan teman-teman yang baik. Kalau kita tidak bisa mencintai diri sendiri, bagaimana kita bisa mencintai orang lain? Love yourself, that’s a key of happiness.
#GrowFearless with FIMELA