Penampilan solo biola dari Giovani Biga lewat ‘Violin Cocerto no:2’ dalam D minor, op.22 karya Henryk Wieniawski melanjutkan sesi selanjutnya, hingga konser ditutup dengan ‘Symphony no:7’ dalam D minor, op.70 B.141 karya Dvorak. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Giovani merupakan pebiola muda Indonesia berbakat yang telah memenangkan beberapa kompetisi nasional dan internasional, diantaranya The Arnuero XXIV International Music Competition di Spanyol dan Auryn Kammermusik Wettbewerb 2016 di Jerman. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Dengan konduktor Avip Priatna, konser JCO yang didukung Galeri Indonesia Kaya kali ini memainkan karya-karya terbaik dari Henryk Wieniawski (Polandia), dan Antonin Dvorak (Cekoslovakia). Dua komponis ternama dari zaman romantik. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Konser Love, God, and My Home ini bertujuan untuk memperkenalkan musik klasik kepada masyarakat. Menurut Avip Priatna, banyak anggapan masyarakat bahwa musik klasik hanya ditujukan bagi kalangan tertentu. (Bambang E Ros/Fimela.com)
“Melalui konser ini, kami bersama Giovani Biga ingin menghilangkan anggapan tersebut, sehingga ke depannya makin banyak masyarakat, terutama generasi muda yang tertarik untuk mendengarkan maupun mempelajari musik klasik,” ujar Avip. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Sementara itu Renitasari Adrian, selaku Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation usai konser mengatakan, JCO merupakan salah satu orkestra di Indonesia yang berhasil maksimal membawakan repertoar lintas zaman dan lintas gaya. (Bambang E Ros/Fimela.com)
“Selain membawakan karya musik orkestra standar seperti overture, simfoni, konserto, simfoni puitis, dan simfoni vokal, JCO di bawah arahan direktur music Avip Priatna juga beberapa kali mementaskan opera secara lengkap,” pungkas Renitasari. (Bambang E Ros/Fimela.com)