Fimela.com, Jakarta Sindrom patah hati atau yang dikenal broken heart syndrome adalah kondisi sementara yang terjadi akibat rasa stres terhadap situasi kehilangan orang tersayang. Seperti yang dilansir dari Self.com, kondisi ini biasanya dipicu oleh physical illness yang dialami seseorang.
Di saat kamu merasakan sindrom ini, maka hal yang dirasakan adalah rasa sakit pada dada seperti sedang mengalami heart attack! Dalam sindrom patah hati, biasanya jantung akan berdebar lebih cepat, dan kontraksi yang membuat dada terasa sesak. Broken heart syndrom kerap dipicu oleh reaksi dari stress dan juga hormon.
Sindrom ini juga kerap disebut dengan takotsubo cardiomyopathy, atau stress cardiomyopathy. Gejala ini sangat erat hubungannya dengan kondisi patah hati yang terjadi dan bisa dialami selama berhar-hari hingga berminggu-minggu.
What's On Fimela
powered by
Sindrom patah hati
Gejala
Sindrom patah hati biasanya menyebabkan rasa sesak pada dada dan kamu akan mengalami nafas yang pendek. Jika ini berlangsung lama, waspadalah, karena bisa jadi akan berdampak serius.
Di saat kamu mersa terlalu sesak dengan jantung yang berdebar tidak normal, maka segeralah hubungi dokter untuk diberikan tindakan penyelamatan yang tepat.
Beda broken heart syndrom dan sernagan jantung?
Serangan jantung secara umum disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh arteri. Hal ini menyebabkan pembuluh darah tersumbat dan aliran darah serta oksigen jadi kurang maksimal.
Risiko broken heart syndrom
Faktor risiko dari broken heart syndrom adalah:
Sex: Kondisi ini memiliki efek di saat seornag jauh dari pasangannya terlalu lama, maka akan mengalami sindrom ini.
Age: Hal ini sering dialami oleh orang yang berusia 50 tahun ke atas.
Psychiatric disorder: Jika kamu kerap merasa depresi, cemas berlebih, maka cenderung akan mengalami broken heart syndrom secara lebih mudah.
#GrowFearless with FIMELA