Fimela.com, Jakarta Hubungan seksual harus didasari oleh keinginan masing-masing individu. Dalam hubungan seksual akan selalu ada sosok dominan dan submisif.
Istilah dominan dimaksudkan kepada pihak yang memiliki kendali penuh selama kegiatan intim tersebut. Sementara, submisif menjadi pihak yang menerima perlakuan dominan dalam hubungan seksual.
BACA JUGA
Apa yang dilakukan oleh sosok dominan ini didukung oleh sosok submisif yang memberikan izin dan menerima segala perlakuan. Umumnya, posisi dominan dipegang oleh laki-laki.
Sementara submisif dipegang oleh perempuan. Karena pola dominan dan submisif tersebut sudah begitu melekat di masyarakat, membuat perempuan sering mendapat perlakuan kasar. Baik secara verbal maupun nonverbal.
Dominasi bisa diatur
Perlakukan kasar dalam hubungan seksual memang bisa berakhir dengan tindakan kriminal. Namun sebenarnya pola ini bertujuan untuk mendapatkan kenyamanan tersendiri bagi pasangan.
Untuk menghindari perlakuan kasar, Si dominan harus bisa memahami batasannya. Seperti menanyakan kesediaan pasangan sebelum melakukan hubungan intim. Beberapa batasan juga bisa diberlakukan untuk menciptakan rasa kenyamanan dan keamanan dalam hubungan seksual.
FIMELA ingin mengajakmu menjadi perempuan Indonesia yang tangguh, dan terbebas dari rasa takut dalam menjalani kehidupan seksual. Ketahuilah bahwa setiap perempuan terlahir istimewa. Yuk, Grow Fearless bersama Fimela. Segera daftarkan dirimu di sini dan dapatkan undangan FIMELA FEST 2019.
Simak video berikut ini
#GrowFearless with Fimela