Ngobrol Soal Inferiority Complex dari Sisi Lifestyle di IdeaFest 2019

Anisha Saktian Putri diperbarui 06 Okt 2019, 11:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap orang tentu memiliki rasa minder, entah dalam hal kemampuan atau bahkan penampilan. Memang perasaan ini cukup manusiawi, namun jika berkelanjutan akan menyebabkan sindrom inferiority complex.

Inferiority complex sendiri merupakan kondisi psikologis, yang membuat seseorang merasa rendah diri dan bersikap pesimistis. Alhasil, timbul konflik dalam diri yang terjadi antara keinginan untuk diperhatikan dan rasa takut untuk dipermalukan.

Sehingga setiap kegiatan yang ingin dilakukan selalu dibatasi kedua hal tersebut. Menurut Amelia Ayu Kinanti, Editor in Chief Fimela.com, Inferiority complex merupakan seseorang yang memiliki standar tertentu yang dibuat sendiri.

"Secara psikologis seseorang ini merasa rendah diri yang berlebih, hingga akhirnya membuat standar sendiri. Padahal apakahan benar standar itu untuk digunakan," ujar Amelia Ayu Kinanti, dalam acara Ideafest 2019, di Jakarata (05/10/19).

 
2 dari 3 halaman

Dari sisi lifestyle

Speaker Ideafest BATTLING INDONESIA’S INFERIORITY COMPLEX

Jika dilihat dari kacamata lifestye, tentu bukan suatu rahasia lagi jika go internasional menjadi standar kesuksesan semua bidang, termasuk fashion dan beauty. Atau membandingkan brand lokal dengan brand luar.

Ayu, sapaan Amelia mengatakan jika dilihat kepada kasus terlebih dahulu seorang desainer Indonesia mampu menembus New York Fashion Week.

Namun tak lama kemudian, desainer tersebut menjadi tersangka dana Umroh. "Padahal jika memiliki modal siapa saja bisa membeli slot di New York Fashion Week, melihat kasus ini berarti go internasional belum tentu membuat brand atau seseorang sudah sukses," tambahnya.

Standar go internasional tersebut, lanjut Ayu dan menghambat perkembangan diri karena hanya ada keinginan untuk diperhatikan.

Kabar baiknya, Ayu mengatakan kini brand lokal berkembang karena tidak terbebani oleh go internasional. Masyarakat pun lebih nyaman menggunakan brand lokal karena pengerjaanya yang rapi.

"Masyarakat kita saat membeli pakaian karena kualitasnnya. Tidak memilih berdasarkan apakah brand ini sudah tembus pasar internasional," paparnya.

Ayu menegaskan, jika menjual produk di negeri sendiri adalah keberhasilan. Sebab, pasar Indonesia cukup besar.

 

3 dari 3 halaman

Simak video berikut ini

#Growfearless with Fimela