Keterikatan manusia dengan tiga unsur (Cinta, Tuhan, dan Tanah Air atau Rumah) menjadi tema yang dituangkan Avip Priatna selaku konduktor dalam persembahan konser klasik bersama Jakarta Concert Orchestra (JCO). (Bambang E Ros/Fimela.com)
Dalam sesi latihan pada Kamis (3/10/2019) di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan, bagian solo Violin Concerto no:2 dalam D minor Op.22 karya Wieniawski dimainkan Giovani Biga, pebiola muda berbakat Indonesia. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Giovani Biga sendiri telah memenangkan beberapa kompetisi nasional dan internasional, antara lain di Stockholm International Violin Compeition di Swedia, dan di the Arnuero XXIV International Music Competition di Spanyol. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Gelaran konser Love, God and My Home yang didukung Galeri Indonesia Kaya dan Bakti Budaya Djarum Foundation ini memiliki tingkat keindahan musik dunia yang akan tersaji pada Minggu, 6 Oktober 2019 di Usmar Ismail Hall, Jakarta. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Avip Priatna menjadi segelintir konduktor Indonesia yang diakui dunia, diantaranya sebagai Best Conductor 2011 Habaneras,Spain (2011), dan Best Conductor 2012 di Bulgaria. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Menurut Leopold Hager (Konduktor dari Austria): Gaya Avip saat menjadi konduktor mirip dengan Leonard Bernstein. Seorang konduktor legendaris Amerika yang namanya mendunia, tegas dan dinamis. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Kolaborasi musisi muda dan musisi senior yang memainkan musik klasik bersama-sama, diharapkan dapat menjadi jembatan regenerasi pada kaum milenial untuk dapat menikmati dan mencintai musik klasik secara utuh. (Bambang E Ros/Fimela.com)