Romantisme Musik Klasik Avip Priatna Dalam Konser Love, God and My Home

Ruben SilitongaSutiknoBambang E. Ros diperbarui 05 Okt 2019, 07:00 WIB
Keterikatan manusia dengan tiga unsur (Cinta, Tuhan, dan Tanah Air atau Rumah) menjadi tema yang dituangkan Avip Priatna selaku konduktor dalam persembahan konser klasik bersama Jakarta Concert Orchestra (JCO). (Bambang E Ros/Fimela.com)
Dalam sesi latihan pada Kamis (3/10/2019) di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan, bagian solo Violin Concerto no:2 dalam D minor Op.22 karya Wieniawski dimainkan Giovani Biga, pebiola muda berbakat Indonesia. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Giovani Biga sendiri telah memenangkan beberapa kompetisi nasional dan internasional, antara lain di Stockholm International Violin Compeition di Swedia, dan di the Arnuero XXIV International Music Competition di Spanyol. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Gelaran konser Love, God and My Home yang didukung Galeri Indonesia Kaya dan Bakti Budaya Djarum Foundation ini memiliki tingkat keindahan musik dunia yang akan tersaji pada Minggu, 6 Oktober 2019 di Usmar Ismail Hall, Jakarta. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Avip Priatna menjadi segelintir konduktor Indonesia yang diakui dunia, diantaranya sebagai Best Conductor 2011 Habaneras,Spain (2011), dan Best Conductor 2012 di Bulgaria. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Menurut Leopold Hager (Konduktor dari Austria): Gaya Avip saat menjadi konduktor mirip dengan Leonard Bernstein. Seorang konduktor legendaris Amerika yang namanya mendunia, tegas dan dinamis. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Kolaborasi musisi muda dan musisi senior yang memainkan musik klasik bersama-sama, diharapkan dapat menjadi jembatan regenerasi pada kaum milenial untuk dapat menikmati dan mencintai musik klasik secara utuh. (Bambang E Ros/Fimela.com)