Fimela.com, Jakarta Film Joker yang resmi tayang di Indonesia pada Rabu (2/10/2019) menjadi perhatian publik. Terlepas dari pencapaiannya di beberapa festival film, film Joker memicu kontoversi.
Penghayatan Joaquin Phoneix yang sangat tinggi sebagai Joker dikhawatirkan menginspirasi masyarakat awam yang mentalnya kurang stabil untuk melakukan aksi serupa.
Seperti diketahui, Joker melakukan aksi penembakan di stasiun kereta api dan sejumlah ruang publik. Tak ayal hal tersebut membuat film Joker pun makin disorot. Terlepas dari hal tersebut, tidak ada salahnya jika kita membahas sedikit tentang beberapa fakta menarik Joaquin Phoneix. Apa saja? Berikut Fimela.com merangkumkan khusus untuk Anda.
Punya Luka di Bibir
Joaquin Phoneix ternyata mempunyai luka di bibirnya. Banyak orang berspekulasi jika luka tersebut merupakan bekas kecelakaan. Namun ia sendiri menyatakan bahw itu hanya sebuah tanda lahir.
Vegan
Tidak banyak orang yang tahu jika Joaquin Phoneix merupakan pencinta binatang. Wajar jik akhirnya ia memutuskan untuk menjadi vegan. Bahkan ia menolak untuk mengenakan kostum yang terbuat dari kulit binatang.
Kerap Jadi Nominasi Oscar
Joaquin Phoenix sudah menjadi aktor selama bertahun-tahun. Wajar jika ia kerap masuk ke dalam nominasi Oscar. Film-film yang berhasil membawanya terpilih menjadi nominasi adalah Gladiator, The Master, Walk the Line. Namun sayangnya tiga film besar itu belum berhasil membuatnya meraih Oscar. Akankah film Joker ini akan mengantarnya meraih piala Oscar pertamanya?
Sempat Menolak Peran Joker
Ternyata Joaquin Phoenix sempat menolak tawaran memerankan Joker. Alasannya ia tak ingin terlibat dalam sekuel maupun prekuel film yang melibatkan Joker lainnya. Karena film JOker ini tidak punya hubungan dengan DC Universe, akhirnya ia bersedia untuk menerima tawaran Todd Phillips. Sebenarnya i juga takut memerankan Joker, karena karakter itu dianggap menguras emosi.
Perjuangan Menjadi Joker
Untuk menghayati karakter Joker, Joaquin Phoenix pun harus banyak berkorban. Ia mengalami perubahan fisik seperti penurunan badan, ia juga mendalami mental karakter antagonis dengan mempelajari tangis dan tawa khas dari para penderita gangguan mental.