Mengalami Tekanan Rendah Saat Hamil, Apakah Berbahaya?

Mimi Rohmitriasih diperbarui 12 Okt 2019, 12:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kehamilan merupakan hal yang sangat mengesankan buat setiap perempuan. Kehamilan juga merupakan hal yang menuntut perempuan untuk benar-benar menjaga kesehatan dirinya maupun janin di kandungannya sebaik mungkin.

Melansir dari laman parents.com, saat hamil ada banyak perubahan yang terjadi pada diri seorang perempuan. Salah satu perubahan tersebut adalah tekanan darah. Selama kehamilan tekanan darah bisa naik secara drastis atau turun secara drastis.

Tekanan darah yang tinggi selama kehamilan bisa sangat berbahaya. Begitu juga dengan tekanan darah yang rendah selama kehamilan.

2 dari 3 halaman

Apa Penyebab Tekanan Rendah Saat Hamil?

ilustrasi/copyright shutterstock.com

Umumnya, menurunnya tekanan darah selama kehamilan terjadi di kehamilan trimester pertama dan kedua. Ini terjadi karena sirkulasi darah meluas. Naik turunnya tekanan darah juga disebabkan oleh perubahan hormon tubuh.

 

Selain hal di atas, ada beberapa hal lain yang juga menyebabkan tekanan darah turun. Penyebab tersebut antara lain adalah Mom terlalu lama berbaring di tempat tidur, berdiri terlalu cepat setelah posisi duduk atau jongkok, berendam di air hangat terlalu lama, reaksi terhadap alergi, dehidrasi, malnutrisi dan risiko infeksi. Tekanan darah rendah juga disebabkan karena kondisi jantung yang kurang sehat, adanya gangguan endoktrin serta penggunaan obat-obatan terlarang.

3 dari 3 halaman

Bahaya Tekanan Rendah Saat Hamil

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Para ahli mengungkapkan jika baya yang sering terjadi karena tekanan darah selama kehamilan adalah Mom jatuh dan pingsan. Tekanan darah yang terlalu rendah juga membuat seseorang rentan pusing, lemas dan pendarahan.

Pada kasus yang parah, tekanan darah yang terlalu rendah pada ibu hamil bisa meningkatkan risiko syok dan kerusakan organ. Jika hal ini sampai terjadi, tentunya ini akan sangat berbahaya buat Mom maupun janin di kandungan. Tekanan darah rendah yang terus menerus terjadi bahkan bisa meningkatkan risiko bayi lahir mati atau stillbirth.

#GrowFearless with FIMELA