Run for Equality, Bantu Anak Perempuan di Nusa Tenggara Timur Mendapat Akses Air Bersih

Anisha Saktian Putri diperbarui 01 Okt 2019, 13:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Anak perempuan adalah kelompok terbesar di dunia. Ironisnya jutaan anak perempuan setiap hanya harus menghadapi pelecehan dan diskriminasi di berbagai bidang.

Hal ini disebabkan berbagai faktor seperti latar belakang etnis, iklim di wilayah tempat tinggal, stereotip gender, sehingga anak perempuan kerap menjadi pihak yang paling termajinalkan. Situasi ini juga terjadi di Indonesia.

Sekitar 131 juta dan 265 juta penduduk Indonesia adalah perempuan. Secara global, Indonesia masih ada di peringkat ke-84 dari I44 negara untuk kesetaraan gender (Worid Economic Forum, 2017). Seperti yang terjadi di salah satu wilayah dampingan Plan Indonesia yaitu di Flores, Nusa Tenggara Timur, isu kesetaraan gender masih menjadi momok bagi anak perempuan.

Salah satu yang menjadi akar masalah timbulnya isu kesetaraan gender di sana adalah karena minimnya akses air bersih. Tanggung jawab untuk menyediakan air rumah tangga dibebankan kepada perempuan dan anak perempuan.

Kondisi daerah yang kering menyebabkan anak-anak perempuan tersebut harus menempuh perjalanan cukup jauh untuk mengambil air bersih dari sumber air terdekat. Kegiatan ini dilakukan pada pagi dan sore hari.

Sehingga waktu belajar mereka tersita, kehilangan hak bermain. Seiain itu mereka menghadapi risiko tinggi akibat minimnya perlindungan saat menempuh perjalanan ke lokasi sumber air yang jauh.

"Di NTT anak perempuan dibebankan untuk mengambil air yang cukup jauh, perjalanan mengambil air 30 menit hingga 2 jam. Belum lagi kalau mereka pulang malam, risiko kejahatan mengintai mereka," papar Linda Sukandar. Direktur Fundraising Plan Indonesia.

 
2 dari 2 halaman

Jelajah Timur Run for Equality

Jelajah Timur Run for Equality

Melihat hal tersebut, Yayasan Plan international indonesia (Plan indonesia), organisasi yang peduli terhadap hak-hak anak perempuan untuk membantu pengadaan akses air bersih dan mendorong kesetaraan anak perempuan di Nusa Tenggara Timur melalui program lari Jelajah Timur Run for Equality.

Jelajah Timur Run for Equality yang akan berlangsung pada 19 Oktober mendatang diikuti sekitar 50 pelari dan publik yang akan berlari sejauh 57 km melintasi kabupaten Ende-Nagekeo. Nusa Tenggara Timur. Para pelari akan menyusuri perbukitan, pantai, dan area pemukiman warga lokal dengan pemandangan eksotis ala kawasan Timur Indonesia.

Ditargetkan sekitar Rp 300 juta dana terkumpul yang akan dipergunakan untuk memberikan akses air bersih di dua desa yang mencakup sekitar 10 dusun di Nusa Tenggara Timur.

Masyarakat juga dapat terlibat dalam Run for Equality dengan mengikuti virtual run melaluiplatform iLuvRun.com, yaitu kegiatan berlari yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja,kemudian jarak lari yang ditempuh dikumpulkan hingga target lari tertentu menjadi donasi untukpengadaan akses air bersih.

"Jadi kita akan adakan open trip ke NTT dari 18-20 Oktober 2019, larinya sendiri pada tanggal 19. Mulai dari donasi, akomodasi, dan transportasi ditanggung dengan membayar Rp. 2,5 juta di luar tiket pesawat," tutup Linda.

#GrowFearless with Fimela