Fimela.com, Jakarta Asia Pacific Rayon (APR) sebagai penyedia serat rayon berkelanjutan mendukung penuh komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim dunia dengan berpartisipasi dalam Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023.
Serangkaian kegiatan diinisiasi oleh Asia Pacific Rayon (APR) dalam rangka menuju Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2022 seperti, membuat webinar dengan tajuk “Peran Sekolah Desain untuk Menjadikan Indonesia sebagai Modest Fashion Hub yang Berkelanjutan.” Dan juga penandatanganan kerja sama (MoU) dengan tujuh instansi pendidikan di bidang fesyen, termasuk pengembangan potensi UMKM dalam bidang modest fashion. Rangkaian acara ini didukung oleh Kementrian Perdagangan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Kadin Indonesia.
Potensi Fashion Muslim Indonesia
Populasi muslim di Indonesia tercatat mencapai 231 juta. Sementara itu, populasi muslim dunia sebesar 1,9 miliar atau setara 26 persen total populasi dunia. Dengan jumlah populasi tersebut, kebutuhan terhadap produk halal sangat besar.
Untuk fashion muslim, Indonesia berada di urutan ke-5 sebagai pasar terbesar di dunia, berada di bawah Iran, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan.
Di sisi lain, Indonesia merupakan eksportir produk fashion muslim ke-18 dunia. Eksportir utama produk tersebut adalah Cina, Turki, India, Uni Emirat Arab, dan Bangladesh.
Serat Rayon, Material yang Cocok untuk Fashion Muslim
Serat rayon dikenal sebagai material yang lembut, adem, dan jatuh. Sehingga sangat tepat diaplikasikan untuk penggunaan bahan baku baju muslim. Serat rayon juga bersifat versatile atau mudah untuk dikombinasikan dengan bahan lainnya, seperti katun dan spandex untuk menghasilkan busana muslim yang sesuai kebutuhan. Nilai plusnya, serat rayon merupakan bahan baku yang mendukung tren sustainable fashion karena sifatnya yang terbarukan dan biodegradable (mudah terurai).
APR Mendukung Mewujudkan Indonesia sebagai Hub Modest Fashion Dunia
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi kolaborasi antar stakeholder dalam rangka penguatan industri fashion nasional agar mampu menjadi pusat fashion busana muslim di dunia, salah satunya dengan penyelenggaran Jakarta Muslim Fashion Week yang puncak acaranya akan digelar pada Oktober tahun ini.
“Penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week menjadi salah satu rencana aksi, untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk fashion muslim Indonesia. Saya mengapresiasi penandatanganan kesepakatan antara industri dan akademisi dalam rangka mengembangkan fashion di Indonesia. Diharapkan perjanjian bersama ini dapat diimplementasikan dengan baik, serta mampu mendorong seluruh akademisi dan industri untuk semakin kuat berkolaborasi sehingga akan mengakselerasi pengembangan fashion muslim Indonesia,” kata Wapres dalam sambutannya secara virtual seminar Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) Seri 1 bertajuk “Education as Pillar for Sustainable Fashion”, Rabu (6/4/2022).
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyambut baik inisiatif APR dalam mendukung Road to JMFW ini.
“JMFW merupakan upaya dalam memperkenalkan serta mempromosikan produk fashion muslim Indonesia kepada pasar global guna memajukan industri fashion muslim Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar internasional,” ujar Lutfi, yang sambutannya dibacakan oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi saat acara berlangsung di Gedung Tanoto Foundation Gallery, Jakarta. “Tentunya kami berharap melalui MoU ini, sinergi akademisi dan industri dapat semakin kuat. Akademisi dapat mencetak SDM fashion muslim yang handal dan menghasilkan karya sesuai dengan kebutuhan industri,” lanjutnya.
Direktur APR Basrie Kamba mengatakan APR berkomitmen penuh mendukung terwujudnya gagasan Indonesia sebagai hub modest fashion dunia.
“Kami aktif mendorong kolaborasi antar stakeholder fashion dan tekstil dalam mendukung pengembangan modest fashion di Indonesia, utamanya lewat optimalisasi penggunaan produk viscose-rayon sekaligus meningkatkan kesadaran sustainable fashion,” ujarnya.
Pentingnya Pendidikan dalam Mendukung Fashion Muslim
Dalam webinar kali ini, hadir berbagai nama yang telah malang melintang di bidang fesyen, seperti Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Desain LaSalle Hariyadi Sukamdani, Director Islamic Fashion Institute Hanni Haerani, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartika, CEO NBRS Corp Rikrik Riesmawan hingga Linda Anggrea selaku founder Buttonscarves. Diharapkan, diskusi ini dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya pendidikan dalam mendukung fashion yang berkelanjutan serta aplikasinya dalam kreasi busana muslim.
“Saat ini, NBRS membuka dua sektor baru, R&D dan learning centre. Ketika kami mengirim seseorang untuk course selama 9 bulan di luar negeri, pas datang kembali ke Indonesia, ia sudah memiliki kreasi fashion yang baru, jadi kami menganggap, pendidikan itu sangat penting dalam dunia fashion.” Ujar CEO NBRS Corp, Rikrik Riesmawan.
Komitmen APR terhadap Sektor Fashion Busana Muslim
Di tempat yang sama, APR juga melakukan penandatangan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan 7 institusi pendidikan yang fokus bergerak di bidang fashion. Ketujuh institusi tersebut yakni Sekolah Tinggi Desain LaSalle, Politeknik STTT Bandung, Institut Kesenian Jakarta, Universitas Kristen Petra, Universitas Kristen Maranatha, Islamic Fashion Institute, dan Politeknik Negeri Media Kreatif.
Beberapa ruang lingkup kerja sama yang ada di dalamnya mencakup peningkatan kapasitas mahasiswa untuk pengenalan bahan baku tekstil berupa serat dan benang viscose-rayon, penelitian bersama mengenai tren pengembangan busana muslim yang berkelanjutan, serta pembinaan untuk bersama mengembangkan UMKM fashion untuk menggerakkan ekonomi daerah.
Dengan kerja sama ini, diharapkan sektor industri dan akademisi dapat terkoneksi sejalan dengan program Kampus Merdeka yang bertujuan memajukan industri fashion dan tekstil di Indonesia, salah satunya di sektor modest fashion.
(*)