Fimela.com, Jakarta Setiap orang punya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni bahagia tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian yang tak terlupakan dari kehidupan seseorang. Seperti kisah Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Love Life Matters ini.
***
Oleh: Ansi Rima Paramita - Tangerang
Kisahku dimulai saat perkenalan kami dalam kegiatan trainee monitoring pada 2015 di mana dia sebagai training manager baru di hotel tersebut dan aku sebagai guru pembimbing baru di hotel tersebut. Awal kesanku terhadapnya dia terlihat angkuh dan jutek serta sinis dari saat kubuat janji menemuinya serta beraninya dia mengkritik penampilanku yang menurut dia tidak match antara warna hijab dan kemeja yang kugunakan.
Tahun 2016 sikap dan perilakunya tidak banyak berubah dan semakin membuatku ilfeel saat harus terkait pekerjaan dengannya, dia suka membuat ribet siswa trainee di hotelnya dengan menerapkan final report yang tingkat kesulitannya setara skripsi S1. Membuatku pusing dalam membimbing para siswaku yang training di sana karena setiap tahun aturannya selalu berubah untuk mendapatkan sertifikat training. Dia selalu menolak bila diajak foto bersama dengan para siswaku sebagai bahan laporan dan lebih memilih memfotokan saja.
Tahun 2017 sikap dan perilakunya mulai terlihat lebih santun, ramah, dan bersahabat hingga bulan Oktober 2017 dia mem-follow akun media sosialku serta mulai sering menelepon dan melakukan chat di WA menanyakan kabar dan kegiatanku. Perlahan tapi pasti membuatku sedikit mengubah cara pandangku terhadapnya dan mulai timbul rasa simpati karena kedekatan kami yang lebih dari profesionalisme pekerjaan akhirnya kuberanikan bercerita pada bosku untuk minta pendapatnya. Beliau berkata mungkin dia hanya ingin menjaga silaturahmi terkait pekerjaan.
Setelah itu mulailah jadi penggemar rahasia dari rasa penasaranku terhadap hidupnya dengan melihat media sosialnya, dari sana mulai kukagumi rasa sayangnya pada keluarganya serta profesionalisme dalam pekerjaan dan kegiatan organisasi profesinya. Tanpa sadar aku mulai lebih peduli dengan memberikan likes/loves atau comment di postingan yang menarik. Dia pun melakukan hal yang sama pada postingan di media sosialku.
Terkadang ingin rasanya lebih dekat dari hanya relasi kerja tapi aku sadar dunia kerja kami berbeda. Dia terbiasa dikelilingi para perempuan cantik, wangi, dan seksi sedangkan diriku hanya perempuan sederhana dan penampilan seadanya sesuai kemampuan finansialku. Entah rasa kagumku apakah telah menjadi suka atau cinta, dan aku tidak tahu dia punya rasa padaku atau tidak.
Entah Dia Jodohku atau Bukan
Januari 2018 sekolah tempatku bekerja memiliki acara rutin seminar perhotelan mengundang relasi HRD hotel tempat siswa kami training. Bosku berkata coba kamu undang dia ke acara kita. Kucoba hubungi dia tapi dia sedang cuti melaksanakan ibadah umroh, sempat terbesit tidak mungkinlah dia mau datang ke acara sekolahku. Ternyata di luar dugaan dia mau datang dan dapat izin dari bosnya. Dalam kondisi dia tidak fit karena flu dia rela berjibaku dengan macet dan hujan untuk menepati undanganku.
Februari 2018 bertemu dengannya untuk mengurus sertifikat training siswaku yang terkena kanker paru-paru, ternyata dia mau membuatkan sertifikat tanpa harus ada final report untuk penyemangat kesembuhan dan entah mengapa sikapnya sedikit salah tingkah dengan hampir jatuh menabrak pintu dan para rekan kerjanya jadi lebih hangat denganku.
Maret 2018 kudapati rasa cemburu yang berlebih saat dia posting foto kebersamaan dengan adik kelasnya di kampus. Ingin rasanya bisa sedekat itu tapi apa dayaku bila dibandingkan dengan perempuan cantik itu yang cantik, seksi, dan selevel sesama manager.
April 2018 aku mengantar siswaku untuk menjalankan proses interview dengannya di hotel tempatnya bekerja. Awalnya dia menjadwalkan siang karena terus kudesak karena ada kondangan anaknya teman di sekolah akhirnya diperbolehkan pagi sebelum pukul 9 pagi. Dia memberiku roti dan air putih untuk bekal di jalan karena terburu-buru dan tidak sempat sarapan dan membawa bubur ayam karena takut tidak sempat termakan akhirnya kuberikan bubur ayam padanya karena kulihat kondisinya sedang tidak fit.
Hubungan kami masih terjalin baik hingga bulan Mei 2018 dia mengundangku mengikuti kegiatan bulanan asosiasi training manager tempat dia bernaung sebagai ketua, di sana aku mendapat kesempatan untuk dapat mengenal teman sejawatnya serta para akedemisi perhotelan. Mungkin ini kesempatan langka bagiku yang memilih mencintai dalam diam dan selalu mengukir namanya dalam untaian doa, kuberikan keripik tempe dan kering tempe sebagai bekal untuk dia sahur/buka puasa.
Januari 2019 dia membantuku dengan hotel tempatnya bekerja mensponsori kegiatan siswa/siswi di sekolah. Momen ulang tahun Agustus 2019 tidak akan kulupakan selamanya bagaimana manisnya ketika dia menyiapkan kue ulang tahun dan es krim kesukaanku saat trainee monitoring siswa/siswi di hotel tampatnya bekerja. September 2019 aku terima kabar dia akan pindah kerja karena dapat promosi naik jabatan ke luar kota. Aku hanya bisa menyanyikan lagu Cinta Sejati, BCL saat pesta perpisahannya di asosiasi yang dia ketuai.
Aku tidak tahu akan berlabuh ke mana kisah kami. Bisakah lebih dari teman/relasi kerja? Aku percaya bila kami berjodoh pasti ada jalan untuk bersama bila tidak berjodoh kami akan bertemu dengan sosok lain yang mampu menyempurnakan ibadah.
#GrowFearless with FIMELA