Koleksi bertajuk Pringgasela ini diambil dari nama sebuah desa di Lombok Timur dimana masyarakatnya hidup selaras dengan alam dan masih menjaga warisan budaya leluhur mereka berupa Wastra Tenun Sumba. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Kearifan lokal Tenun Sundawa ini menggugah Denny Wirawan untuk mengolahnya menjadi baju Ready To Wear Deluxe dan Premium Collection. Wastra Indonesia dalam style etnik modern yang dilengkapi dengan bordir khasnya. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, tema Pringgasela ini juga diambil dari dua suku kata, yaitu Pringga (yang dalam bahasa sansekerta berarti Pribadi) dan Sela (berarti Ruang dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia). (Bambang E Ros/Fimela.com)
“Selain memang menggunakan tenun Sundawa dari Desa Pringgasela, saya ingin koleksi kali ini menjadi sesuatu yang bermakna serta memberi manfaat bagi setiap ruang pribadi, baik pemakainya maupun masyarakat di Lombok Timur,” ujar Denny. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Tenun yang berasal dari Desa Pringgasela ini juga telah ditetapkan oleh direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2018 dengan domain budaya Kemahiran dan Kerajinan Tradisional. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Renitasari Adrian menuturkan “Tenun Sundawa yang diangkat dalam koleksi terbaru ini lebih daripada selembar kain, ia merupakan warisan budaya, karena pada masa dulu seorang gadis harus membuat sebuah tenunan untuk calon suaminya.” (Bambang E Ros/Fimela.com)
“Untuk menghasilkan selembar kain butuh proses yang panjang, maka itu perlu diangkat ke panggung fashion agar semakin dicintai, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri,” pungkas Renitasari Adrian, selaku Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. (Bambang E Ros/Fimela.com)
Beberapa model memamerkan koleksi terbaru karya Denny Wirawan yang terinspirasi dari Lombok Timur. (Bambang E Ros/Fimela.com)