Fimela.com, Jakarta Christian Dior membuka Paris Fashion Week di sebuah hutan buatan sebagai respons atas aksi protes dan demonstrasi kontribusi fashion dalam pencemaran iklim dan lingkungan. Selain itu, sang desainer Maria Grazia Chiuri juga mengambil motif bunga sebagai keprihatinannya atas dampak industri.
Motif bunga untuk musim semi memang bisa mewakili perspektif baru tentang mode pada 2019. Ia pun mengekspresikan berbagai kritikan di industri mode dengan membawa bunga dan alam seperti melansir dari theguardian, Rabu (25/9).
“Sekarang saya tidak hanya melihat sukacita dalam bunga, taman, dan keindahan alam. Saya melihat semua kekhawatiran tentang masa depan dan kebutuhan untuk mengambil tindakan," ujar Chiuri sebelum pertunjukan.
Ia pun menantang diri untuk merayakan alam dengan cara yang bermakna. Maka jadilah settingan hutan buatan sebagai venue untuk memamerkan koleksinya.
Gagal Show di Taman Kota Asli
Terdiri dari 164 pohon yang didesain apik dan ditanam di dalam tas pelindung goni. Dior berkolaborasi dengan Coloco, sebuah kolektif penata taman kota.
Awalnya, Chiuri ingin menggelar pertunjukan di salah satu taman kota namun tidak berhasil. Sebagai gantinya, nantinya pohon-pohon tersebut akan ditata ulang dalam proyek-proyek keberlanjutan di wilayah Paris.
Selain itu, Chiuri juga menggandeng muse Catherine Dior, anggota perlawanan dan wanita tani yang menjadi perempuan pertama di Prancis yang memegang lisensi profesional untuk wholesale floristry. "Dia adalah wanita yang hebat," ujar Chiuri.
Begitu juga dengan beberapa rancangan Chiuri, seperti maxi skirt dalam bahan goni yang dipadukan dengan kemeja warna biru. Serta tote dengan sulaman yang menjadi hits tahun ini bermuatan garpu dan sekop.
Motif botani dari ahli botani Jerman abad ke-17 Maria Sybilla Merian juga terlihat indah dalam warna gelap yang dipadukan dengan bunga poppy dan bunga liar lainnya.
Simak Video Berikut Ini:
#GrowFearless with FIMELA