Fimela.com, Jakarta Setiap orang punya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni bahagia tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian yang tak terlupakan dari kehidupan seseorang. Seperti kisah Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Love Life Matters ini.
***
Oleh: X - Tangerang Selatan
Perkenalkan aku yang biasa dipanggil X yang sempat mempunyai hubungan dengan seorang laki-laki berinisial Y. Laki-laki yang sudah membuat diriku seperti princess dan juga tak pernah sekalipun kasar kepadaku. Langsung saja, aku mengenal Y sejak tahun 2013 saat aku masih kelas 1 SMA.
Awal kenal kami adalah disaat Y diberi kontak BBM oleh sahabatku. Y ini mulai menghubungi aku dan kami mulai berkenalan. Y beda sekolah denganku. Dia sekolah di salah satu sekolah swasta kejuruan yang sudah terkenal dari dulu cerita-cerita miringnya. Awalnya aku ragu untuk terus tetap berkenalan dengan nya. Namun, aku merasa dia berbeda dengan laki-laki yang rata-rata aku kenal dulu.
Setelah kira-kira dua bulan saling kenal, Y mengutarakan isi hatinya padaku. Karena aku merasakan perasaan yang sama, maka aku terimalah dia. Setelah satu bulan pacaran, aku banyak mencari tahu Y melalui sahabatku yang memperkenalkan kami, sebut saja A. Dan dari hasil mencari tahu, kudapatkan bahwa dia termasuk ketua geng dalam sekolahnya. Kaget, syok, dan terdiam pas tahu, karena ini pengalaman pertamaku untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang bisa dibilang “anak kurang benar”. Namun, aku tetap melanjutkan hubungan dengan dia tanpa membahas itu dan terus berpikir positif untuk dia. Dia juga seorang perokok aktif, yang dalam sehari bisa menghabiskan beberapa bungkus.
Di bulan kedua, aku mulai membantu dia untuk berubah. Ya, Y seperti remaja-remaja sekolah pada zamannya yang suka nongkrong. Bahkan dia pernah sempat tidak naik kelas. Aku pun membantu dia untuk berusaha berubah. Mulai dari tidak nongkrong, merokok, dan lainnya. Awalnya dia tidak mau, namun aku selalu mengancamnya dengan kata-kata, “Kalau tidak mau berubah, mending kita putus saja.” Kata-kata itu yang selalu aku lontarkan , ya aku paham kata-kataku sangatlah kekanakan, tapi aku hanyalah seorang remaja usia 15 tahun yang belum mengerti harus bagaimana selain melontarkan kata-kata itu.
Sampai akhirnya dia mau berusaha berubah demi aku. Dia mulai jarang nongkrong dan juga mengurangi rokoknya sampai di tahap sehari 5 batang. Aku bangga sama dia terlebih lagi aku juga bangga dengan diriku yang bisa membantu dia. Sampai akhirnya dia bilang ke aku, “Aku sekarang nggak berubah demi kamu, tapi aku berubah untuk diriku."
Dia Bahagia dengan yang Lain
Bulan ketiga, aku sudah merasakan rasanya bosan. Ditambah lagi, mulai ada orang ketiga yang datang ke hubungan kami, lebih tepatnya, Y dekat dengan perempuan lain. Aku cemburu ditambah hasutan dari temen-temanku yang berkata untuk mewajarkan seorang seperti Y melakukan hal itu. Aku pun melontarkan kalimat untuk menyudahi hubungan, namun Y tetap ingin mempertahankan hubungan dan berjanji tidak akan mengulangi.
Bulan keempat dan kelima, aku sudah benar-benar merasa bosan dengan dia. Capek yang aku rasakan. Dia tak pernah mendengarkan kata-kataku lagi. Dia pun masih berhubungan dengan wanita yang sebelumnya. Dan ada hal yang sangat membuat aku ilfeel sama dia yang aku tak bisa sebutkan. Dan akhirnya aku memutuskan hubungan dengannya di bulan kelima.
Bulan demi bulan awal kami sudah tidak memiliki hubungan, dia masih menghubungiku dan berusaha ngajak balikan. Tapi aku tak bisa menerimanya kembali karena berbagai hal. Tahun berganti tahun, dan di tahun 2017 aku sempat berhubungan lagi dengan dia. Kami tidak balikan namun hanya sekadar memperbaiki silaturahmi. Dan aku bangga dia cerita dia naik jabatan di pekerjaannya. Dan dia sangat berterimakasih kepadaku karena pernah membuat dia untuk berubah saat itu. Perasaanku? Sangat senang sekali bahkan bangga bisa membuat dia menjadi orang yang sukses.
Awal 2019 karena aku tahu dia sedang menjalin hubungan dengan wanita lain, maka setelah perjalanan terakhir kami, aku memutuskan untuk menjauh darinya karena tak ingin disebut orang ketiga. Setelah kami kehilangan kontak, di pagi hari aku mendengar kabar dari sahabatku A bahwa Y sudah menikah. Syok banget aku, tapi senang juga mendengarnya. Karena akhirmya dia menemukan belahan jiwanya yang dapat menerima dia apa adanya. Dan sekarang dia sudah memiliki buah hati. Seorang perempuan yang lucu dan manis yang memiliki mata serta hidung yang mirip dengan Y.
Sekian dari aku, yang di dapat dari cerita ini adalah dapat membantu orang yang pernah di hati mencapai kesuksesannya. Dan tak selamanya kenangan bersama mantan itu buruk. Terima kasih Fimela karena sudah memberi peluang kepadaku untuk mencurahkan kenanganku bersama mantan yang sudah bahagia.
#GrowFearless with FIMELA