Fimela.com, Jakarta Gucci mengklaim aksi protes yang dilakukan salah seorang modelnya Ayesha Tan Jones di runway Milan Fashion Week bukan settingan karena sama sekali tidak terduga. Musisi dan artist non-binary yang dikenal dengan YaYa Bones menjadi salah seorang model pembuka Gucci's Spring / Summer 2020 dan memanfaatkan momen tersebut sebagai sasaran aksi protesnya.
Dalam busana berpotongan jumpsuit warna off white ia mengangkat tangan dan memamerkan tulisan di telapak tangannya. Di tangan kanan tertulis 'Mental Health' dan kirinya 'Is Not Fashion' yang ditulis dengan spidol. Melansir dari Hypebae, juru bicara Gucci mengkonfrimasi jika protes itu tidak termasuk dari bagian presentasi label mewah asal Italia tersebut. Sementara itu, Ayesha Tan Jones melanjutkan aksi protes di akun Instagram pribadinya @ayeshatanjones.
Ia pun mencurahkan pernyataan protesnya dengan memperjelas maksud pesan yang disampaikan di runway Milan Fashion Week "Mental Health is Not Fashion". Ia mempermasalahkan Gucci yang tidak sensitif dengan menampilkan busana berpotongan Straitjackets dalam shownya yang identik dengan isu kesehatan mental.
Lebih vokal lagi, Gucci disebutnya menyinggung pasien sakit jiwa yang memakai Straitjackets. Terlebih settingan show yang dibuat menyerupai rumah sakit dengan cahaya terang namun suram serta ban berjalan sebagai runway yang seolah-olah membuat para model seperti sepotong daging pabrikan.
What's On Fimela
powered by
StraitJackets Simbol Kekejaman
“Sebagai seorang seniman dan model yang telah berjuang sendiri dengan kesehatan mental, serta anggota keluarga dan orang-orang terkasih yang menderita depresi, kegelisahan, bipolar dan skizofrenia, itu menyakitkan dan tidak sensitif untuk rumah mode besar seperti Gucci untuk menggunakan citra ini sebagai konsep untuk momen mode singkat," tulisnya.
Apalagi, lanjutnya hingga kini orang dengan masalah kesehatan mental masih distigmatisasi di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu banyak orang masih tidak menganggap masalah kesehatan mental sebagai 'penyakit nyata' karena mereka mungkin tidak terlihat.
Straitjackets sendiri adalah simbol waktu yang kejam dalam dunia kedokteran saat penyakit mental tidak dipahami, dan hak-hak dan kebebasan orang tersebut diambil dari mereka.
"Menyampaikan hal ini sebagai alat untuk menjual pakaian dalam iklim kapitalis saat ini adalah vulgar, tidak imajinatif dan menyinggung jutaan orang di seluruh dunia yang terkena dampak masalah ini," tutupnya.
Koleksi ini Tidak Dijual
Direktur kreatif Gucci, Alessandro Michele pun segera merespons protes modelnya. Ia mengemukakan pemikirannya tentang kemanusiaan dan seragam.
"Seragam adalah sesuatu yang menghalangi atau menghambat dan membuat tidak memiliki identitas. Itu juga membuatmu mengikuti arah perjalanan. Dan Straitjacket adalah the highest type of uniform," ujar Alessandro Michele.
Dalam postingan di akun Instagram @gucci, mereka juga menjelaskan jika seragam, pakaian utilitarian, pakaian normatif, termasuk straitjackets tidak akan dijual. Alessandro mendesain pakaian blank-style clothes untuk mewakili bagaimana mode memiliki peran sebagai kontrol sosial yang menghilangkan ekspresi diri hingga menentukan norma sosial.
Lewat 80 look Gucci Spring Summer 2020, sang creative director mempresentasikan antidot untuk menyampaikan bagaimana fashion bekerja dalam berbagai bidang, menumbuhkan keindahan, dan merayakan diri dalam ekspresi dan identitas.
Simak juga video berikut:
#GrowFearless with FIMELA