Fimela.com, Jakarta Setiap orang punya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni bahagia tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian yang tak terlupakan dari kehidupan seseorang. Seperti kisah Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Love Life Matters ini.
***
Oleh: F - Jawa Tengah
Penantian adalah satu kata singkat yang paling melelahkan apalagi bagi kaum hawa begitu pun aku yang sedang menanti datangnya fajar berharap sinar datang menyinari mengisi kekosongan hati. Dia yang aku kagumi dalam diam. Dia yang aku rindukan dalam sepi. Entah dari mana perasaaan ini mulai tumbuh yang semakin lama terasa semakin menjadi.
Semua berawal dari sesaknya dada akan semua lara sebuah tangisan berharap esok akan datangnya bahagia. Malam itu tiba waktunya untuk berangkat ke ibu kota dengan bus umum di agen sekitar rumah dan tidak aku sangka ternyata dia yang aku kagumi berada dalam satu bus yang sama tujuan yang sama. Entah ini kebetulan atau memang takdir Tuhan. Dia seperti napas baru. Apakah dia adalah sebuah jawaban atau hanya mimpi lepas lalu yang hanya singgah sejenak?
Semuanya tidak berhenti di situ. Pertemuan itu seperti awal dari segalanya setelah kejadian itu aku mulai sering memimpikanya dan segala sesuatu seperti terhubung berkaitan tentang dia seperti bertemu orang yang mirip dia. Informasi tentang dia dan segala sesuatu yang berhubungan tentangnya. Dari sana aku mulai mencari informasi melalui teman dan media sosial yang dia miliki, semakin kucari semakin lama perasaaan itu tumbuh.
Hingga datang saatnya pertemuan yang tidak disengaja. Pada malam itu di sebuah lorong kecil yang sepi aku pulang dari pawai takbir Idulfitri dan tanpa sengaja dari jarak 4 meter ternyata dia sudah berada di depanku dan tiba-tiba menoleh ke belakang seperti merasakan keberadaanku. Dan pertemuan tanpa sengaja itu pun terjadi lagi di hari berikutnya. Kami saling berdekatan dan dia menatapku begitu dalam.
Berjuang dengan Doa
Detak jantung yang terasa begitu cepat. Rasa gugup datang begitu hebat, aku dan dia duduk bersama dan saling bertatap dengan rasa kaku dan grogi yang luar biasa hingga tak banyak kata yang bisa diucapkan kecuali saling pandang dan salah tingkah. Aku dapat merasakan suaranya terasa begitu berat.
Untuk sekarang aku lebih memilih menyimpan rasa itu. Menyimpannya dengan rapi walau terkadang hati memberontak ingin mencurahkan rasa itu dengan segera agar dia mengerti, agara dia tahu tapi apalah dayaku sebagai wanita yang dianugerahi banyak rasa malu. Malu untuk mengucapkan dan mengutarakanya lebih dulu.
Aku sebagai wanita hanya bisa menunggu. Menunggu dia memulai lebih dulu walaupun aku tahu dia masih sendiri dan belum memiliki kekasih tapi rasanya malu jika harus aku yang menyatakan cinta lebih dulu. Aku hanya bisa berdoa berharap dialah jodohku berharap dialah jawaban dari doaku. Bila Allah merestui cinta pasti aku akan menemukan jalannya. Jika dia jodohku, Allah akan mempermudah segalanya.
#GrowFearless with FIMELA