Fimela Fest 2019: 1 dari 4 Perempuan Alami Beauty Bullying di Media Sosial

Meita Fajriana diperbarui 23 Sep 2019, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Beauty bullying merupakan fenomena yang terjadi seiring dengan perkembangan teknologi digital. Hampir semua perempuan pernah merasakan direndahkan, dihina, dan dicemooh tentang fisik dan kecantikannya di media sosial.

Bahkan survei yang dilakukan perusahaan kecantikan global, Coty Rimmel baru-baru ini menemukan bahwa seperempat perempuan berusia antara 16 dan 25 telah mengalami beauty cyberbullying. Survei ini dilakukan Coty pada 11.000 perempuan di 10 negara internasional.

Penelitian ini juga menemukan bahwa 115 juta gambar di media sosial dihapus setiap tahun sebagai akibat dari beauty bullying dalam dunia cyber. Hal ini dipicu karena seseorang diganggu tentang penampilan mereka melalui komentar negatif atau kasar di media sosial.

Lebih mengejutkan lagi, hampir setengah atau sebanyak 46 persen dari mereka yang mengalaminya bahkan mencoba untuk melukai diri sendiri. Hal ini membuktikan bahwa beauty bullying dalam mengganggu mental dan kepercayaan diri seseorang, dan tidak mungkin menjadi sebuah kejahatan yang serius.

Berangkat dari angka-angka ini, brand kecantikan asal London, Coty Rimmel bermitra dengan badan amal anti-intimidasi The Cybersmile Foundation untuk menangani masalah yang terus berkembang.

Berjudul #IWILLNOTBEDELETED, inisiatif global baru, kerjasama ini menghadirkan sebuah kampanye yang akan dilaksakan hingga 12 November 2019. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan masalah beauty cyberbullying, menciptakan ruang online bagi kaum muda untuk berbagi pengalaman mereka, dan menawarkan dukungan kepada yang merasa tertekan atas tidakan tersebut.

 
What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Cara menghentikan beauty bullying di dunia cyber

Ilustrasi Beauty Bullying di Instagram. (Foto: Tommy Huang/ Pexels)

Satu cara yang dilakukan Rimmel dan Cybersmile untuk mengatasi masalah ini adalah melalui alat baru yang diberi nama Cybersmile Assistant. Diluncurkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2019, alat ini bertujuan memberikan ktenangan dengan lebih banyak bahasa untuk merekomendasikan sumber daya lokal, saluran bantuan, dan organisasi yang dapat membantu mereka yang terkena dampak dari beuaty cyberbullying.

 

3 dari 3 halaman

Cara Delevingne ikut buka suara tentang beauty bullying

Ilustrasi Beauty Bullying di Instagram. (Foto: Giftpundits.com/ Pexels)

Pada peluncuran ini, turut hadir brand ambassador Rimmel, Cara Delevingne dan Rita Ora. Mereka juga membagikan pandangan terhadap kasus beuaty cyberbullying dan bersedia ikut serta dalam pemulihan korban-korban beauty bullying.

"Beauty Cyberbullying memiliki dampak nyata pada seseorang dan sulit dilupakan dalam jangka waktu panjang. Hal ini sangat memilukan bagi saya. Adanya gagasan untuk melakukan gerakan menolong mereka yang terkena dampanya adalah hal yang positi. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Rimmel untuk mencoba dan menemukan cara mengatasi masalah yang berkembang ini," kata Cara Delevingne seperti dilansir dari Dazedigital, Senin (23/9/2019).

FIMELA ingin mengajakmu menjadi perempuan Indonesia yang tangguh, dan terbebas dari rasa takut dengan beauty bullying. Ketahuilah bahwa setiap perempuan terlahir istimewa. Yuk, Grow Fearless bersama Fimela. Segera daftarkan dirimu di sini dan dapatkan undangan FIMELA FEST 2019!

#GrowFearless with Fimela