Fimela.com, Jakarta Ragam budaya yang ada di Indonesia membuat negara ini dikenal dengan berbagai seni dan budayanya, tidak lain juga berkat karya dari para seniman yang ada. Bicara tentang seniman, siapa seniman favoritmu?
The Apurva Kempinski Bali baru saja selesai menyelenggarakan perayaan kesenian yang diberi tajuk A Celebration of Indonesian Craftsmanship di Amala dan Kimaya Chapel. Acara ini bertujuan untuk membawa seni Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dengan memberikan penghargaan kepada kurator dan seniman pengrajin Indonesia yang telah mendedikasikan hidupnya pada seni, budaya, dan warisan Indonesia.
Dalam acara Celebration of Indonesian Craftsmanship ini, dua orang seniman senior juga mendapatkan penghargaan khusus, mereka adalah Desak Nyoman Suarti dan Edward Hutabarat. Desak Nyoman Suarti memulai kariernya sebagai seorang seniman di New York di mana ia mulai mempelajari ilmu desain di New York University.
What's On Fimela
powered by
A Celebration of Indonesian Craftsmanship, penghargaan terhadap seniman Indonesia
Karya-karya Desak Nyoman Suarti kemudian menarik perhatian Henri Bendel yang memilih menampilkan mahakarya Suarti dan akhirnya menarik perhatian dunia. Pada 1990, Desak Nyoman Suarti kembali ke Indonesia dan membuka Suarti Design Center, serta Luh Luwih Foundation untuk mendorong para perempuan Bali mengeksplor seni lokal.
Sedangkan Edward Hutabarat telah memulai kariernya di dunia mode sejak tahun 1980-an ketika dirinya diminta mengembangkan batik Jambi dan songket. Karena inilah, Edward Hutabarat sangat menyenangi kain tradisional nusantara dan selalu berusaha memadukannya dalam setiap karya yang diciptakan.
Yang tidak kalah menarik adalah peran Happy Salma sebagai salah satu penasihat seni dari The Apurva Kempinski Bali dan berhasil mendapatkan kesempatan bagi Tulola untuk membuka acara di hari pertama sebagai pop up store eksklusif. Di sini, para pengunjung bisa berbelanja koleksi Tulola yang terbaru dengan harga khusus.
Saksikan video menarik setelah ini
#GrowFearless with FIMELA