Fimela.com, Jakarta Kisah cinta pasangan ini selalu menarik perhatian, manis dan menghangatkan. Sosok jenius yang melekat pada Habibie ternyata sangat mencintai istrinya, Hasri Ainun Besari yang ia nikahi pada tanggal 12 Mei 1962. Bahkan, kisah keduanya yang difilmkan sukses mencuri perhatian masyarakat. Banyak yang kagum dengan kesetiaan pada Habibie.
Ainun menemani Habibie saat menempuh studinya di Jerman. ‘Si Gula Jawa’ begitu Habibie menyebut Ainun, dikaruniai dua putra, Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Habibie dan Ainun adalah pasangan yang saling mendukung.24 Maret 2010, Ainun divonis kanker ovarium dan dirawat di Jerman. Selama menjalani perawatan, Habibie setia menemani Ainun.
Taggal 24 Mei 2010, Ainun meninggal dunia. Tentu saja, meninggalnya Ainun, sang Gula Jawa menimbulkan luka mendalam bagi Habibie. Dalam satu wawancara, Habibie mengatakan jika hal yang paling ditakutkan saat menunggui Ainun selama sakit adalah kematian. Namun, sejak kepergian Ainun ia tidak lagi takut dengan kematian.
Kerinduan Habibie yang Disampaikan Dalam Doa
Habibie adalah sosok yang sangat setia. Hingga akhir hayatnya, Habibie masih terus setia dengan Ainun dengan cara mendoakannya. Habibie juga selalu berkunjung ke makam Ainun dengan membawa bunga sedap malam kesukaannya.
Rasa cinta dan setia Habibie ke Ainun juga dituliskan dalam puisi yang ia tulis saat kepergiaan Ainun;
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada.Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan calon bidadari surgaku
-Bacharuddin Jusuf Habibie-
Selamat bertemu dengan sang Gula Jawa, selamat berkumpul kembali dengan kekasih hati di keabadian. Selamat beristirahat Habibie.
#GrowFearLess with Fimela