Fimela.com, Jakarta Kabar duka menyelimuti bangsa Indonesia. Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie telah meninggal dunia. Beliau meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto sejak 1 September lalu.
Nama BJ Habibie sendiri begitu mahsyur sebagai ilmuwan. Sebagaimana diketahui, selepas SMA BJ Habibie memilih melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia Bandung (sekarang Intitut Teknologi Bandung).
Pada tahun 1954 tersebut, ia sengaja memilih keilmuan teknik mesin. Selanjutnya 1955–1965, pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 tersebut Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat.
Dengan cemerlangnya otak selama menempuh pendidikan, Habibie menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude. Tentu saja sebuah prestasi yang mencengangkan.
Usai menyelesaikan pendidikan, Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Sebagai ilmuwan, Habibie merupakan pemegang 46 hak paten di bidang Aeronautika.
Satu paling dikenal adalah sebuah terobosan dalam dunia penerbangan yang lazim dikenal dengan sebutan Faktor Habibie. Dengan terobosan tersebut bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya.
Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25% setelah Habibie menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat. Akan tetapi pengurangan berat ini tak membuat maksimum take off weight-nya (total bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar).
Dengan begitu, daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh. Alhasil, secara ekonomi kinerja pesawat bisa ditingkatkan. Tak heran jika Habibie dijuluki sebagai si jenius ilmuwan konstruksi pesawat terbang.
Salah satu penghargaan paling berkelas yang pernah diraihnya adalah Theodore van Karman Award yang dianugerahkan oleh International Council for Aeronautical Sciences pada pertemuan tahunan dan kongres ke-18 ICAs yang diselenggarakan di Beijing, China tahun 1992 dari Pemerintah CHina.
Seorang Negarawan
Sebagai ilmuwan, kiprahnya berlanjut ketika dirinya didaulat untuk menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Ristek)/Kepala BPPT. Habibie menyandang jabatan ini selama 20 tahun di Indonesia.
Pada masanya, Habibie berhasil menerbangkan pesawat terbang N-250 'Gatotkoco' kelas commuter asli buatan dan desain putra-putra terbaik bangsa di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN-kini menjadi PT DIrgantara Indonesia).
Ia juga memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis dan selanjutnya dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI. Kemudian kiprah Habibie sebagai seorang pejabat naik ke puncak kala Ketua Mahkamah Agung menyumpahnya sebagai Presiden RI menggantikan Soeharto.
Meski kondisi negara ketika itu kacau balau, namun BJ Habibie mampu membawa Indonesia pada tempatnya. Seperti memberikan landasan kukuh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah.
Selama menjabat sebagai Presiden RI, Habibie telah berhasil dengan kebijakan politik dan juga kebijakan ekonomi. Tercatat, ketika itu dirinya berhasil menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar hingga di bawah Rp. 10 ribu.
Mengutip L. Misbah Hidayat dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden, mengatakan bahwa visi, misi dan kepemimpinan presiden Habibie dalam menjalankan agenda reformasi memang tidak bisa dilepaskan dari pengalaman hidupnya.
Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada faktor-faktor yang bisa diukur. Maka tidak heran tiap kebijakan yang diambil kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tidak mengerti. Bahkan sebagian kalangan menganggap Habibie apolitis dan tidak berperasaan.
Pola kepemimpinan Habibie seperti itu dapat dimaklumi mengingat latar belakang pendidikannya sebagai doktor di bidang konstruksi pesawat terbang. Dan Berkaitan dengan semangat demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan membangun pemerintahan yang transparan dan dialogis. Prinsip demokrasi juga diterapkan dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.