Belajar dari Kisah Hidup BJ Habibie, Sang Intelek Penyayang Keluarga

Nizar Zulmi diperbarui 11 Sep 2019, 19:38 WIB

Fimela.com, Jakarta Eyang, sebutan itu melekat dalam diri BJ Habibie. Presiden ketiga Republik Indonesia tersebut baru saja diumumkan meninggal dunia hari ini, Rabu 11 September 2019 sekitar pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Dengan figurnya yang jadi panutan, almarhum Pak Habibie dipanggil Eyang oleh jutaan masyarakat Indonesia yang menaruh kagum. Apalagi setelah kisah cinta Habibie Ainun diangkat ke layar lebar, sang bapak bangsa menjadi simbol kesetiaan dalam kehidupan berumah tangga.

Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. Lahir dari ibu berdarah Jawa dan bapak dari Makassar, Habibie kecil sudah menunjukkan bibit-bibit intelektualitas.

What's On Fimela
BJ Habibie (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Enam bulan menempuh kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum melanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule, Jerman pada 1955. Dalam kurun waktu 10 tahun BJ Habibie merengkuh gelar S1 hingga S3 di Aachen, Jerman.

Gelar Doktor Ingenieur ia raih pada 1965 di bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang dengan gelar summa cum laude. Puncaknya BJ Habibie dipercaya menjabat sebagai Vice President Messerschmitt-Bölkow-Blohm Hamburg (MBB), sebuah perusahaan dirgantara ternama di Hamburg, Jerman. Nama Habibie menjadi tokoh penting dengan kecerdasan serta rekam jejaknya yang kredibel.

2 dari 3 halaman

Sang Penyayang

Bicara tentang prestasi dan intelektualitas BJ Habibie takkan ada habisnya. Wakil Presiden RI ketujuh ini juga banyak dikagumi orang karena kepribadiannya yang hangat. Semasa hidup, Habibie dikenal sebagai figur yang penyayang.

Kisah cinta Habibie dan Ainun seolah melegenda, dengan suka duka yang telah dialami bersama. Pasangan ini menikah saat Habibie menjalani kuliah, dengan kondisi finansial yang naik turun. Hati BJ Habibie runtuh mendengar vonis kanker yang dijatuhkan kepada belahan jiwanya.

Cobaan itu dilalui bersama, hingga detik-detik terakhir Ibu Ainun berpulang. Tangis Habibie diwujudkan dalam bentuk puisi, sebagai tanda cinta dan perpisahan kepada sang istri. Setelah kehilangan Hasri Ainun Besari, kini masyarakat kembali berduka dengan berpulangnya BJ Habibie. Selamat jalan, Eyang.

3 dari 3 halaman

Simak Juga Video Berikut Ini: