Fimela.com, Jakarta Ketika usia dirasa cukup untuk membina hubungan yang lebih serius atau pernikahan tapi masih sendiri, disadari atau tidak akan ada banyak orang yang bertanya kapan nikah. Pertanyaan ini bagi sebagian orang mungkin saja dianggap sebagai pertanyaan biasa. Tapi, bagi beberapa orang lainnya akan dianggap sebagai pertanyaan yang sangat sensitif dan bisa menyinggung perasaannya bahkan depresi.
Untuk urusan pernikahan, kita tak pernah tahu kapan kita akan menikah. Ada beberapa di antara kita yang di usia sangat muda sudah menikah. Tapi, tidak sedikit dari kita yang sudah berusia cukup tapi tak kunjung menikah karena beberapa hal.
What's On Fimela
powered by
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kapan Nikah
Pertanyaan kapan nikah adalah salah satu pertanyaan yang cukup sensitif. Yang awalnya pertanyaan ini sangat biasa bisa menjadi beban tersendiri di hidup seseorang. Pertanyaan kapan nikah yang dilontarkan secara terus-menerus bahkan bisa meningkatkan risiko depresi bahkan keinginan bunuh diri.
Dokter spesialis kejiwaan Dian Pitawati melalui Liputan6.com mengungkapkan, "Kesabaran seseorang merespon pertanyaan kapan nikah itu terbatas, tergantung ia bisa menahan atau tidak. Jangan sampai pertanyaan kapan nikah yang diucapkan terus-menerus menjadi pemicu seseorang untuk melakukan hal yang tak diinginkan."
"Setiap orang punya alasan kenapa dia belum menikah. Tugas kita adalah memberi dukungan. Jangan menambah beban di pikirannya dengan pertanyaan kapan nikah atau kapan-kapan lainnya. Pertanyaan kapan nikah secara terus-menerus justru tidak bisa membantu memecahkan permalahan orang tersebut," tambah Dian.
Para ahli menemukan jika pertanyaan kapan nikah terutama untuk mereka yang telah berusia di atas 27 tahun atau bahkan 35 tahun bisa sangat membebani dan bikin galau. Meski kelihatannya sepele, pertanyaan ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan sakit hati berlebih pada diri seseorang.
#GrowFearless with FIMELA