Fimela.com, Jakarta Setiap orang punya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni bahagia tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagan yang tak terlupakan dari kehidupan seseorang. Seperti kisah Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Love Life Matters ini.
***
Oleh: KWS - Magelang
Sebuah pesan What's App dan video call masuk di ponselku saat itu. Nomor yang tidak aku kenal, dan ya udahlah ya, kalau penting nanti pasti akan menghubungi kembali. Kemudian beberapa saat What's App masuk kembali dengan bahasa yang sama memperkenalkan diri doi siapa dan punya tujuan apa.
Beberapa saat tidak aku hiraukan, di usia yang sudah tidak muda membuatku berpikir sangat tidak mudah ketika menyetujui sebuah perkenalan. Sebuah nama yang terbaca di What's App yang sebenarnya sudah tidak asing lagi bagiku karena namanya sudah diperkenalkan oleh orangtuaku. Ya, rencananya kami diperkenalkan dengan tujuan bisa terjadi sebuah hubungan serius antara dua manusia dewasa yang seharusnya sudah menikah namun belum bertemu jodohnya. Dengan banyak pertimbangan akhirnya mulai aku balas pesannya dengan cara yang menurutku baik. Kemudian beberapa kali obrolan berlanjut, dan kemudian kami memutuskan untuk bertemu di rumahku.
Mulai hari itu pertama kali aku ketemu dengannya di rumah karena aku memang mempunyai niat bertemu di rumah supaya lebih nyaman bagi seorang yang baru bertemu dari pihak perempuan, saat itu langsung kuperkenalkan dia ke orangtuaku. Sejak hari pertama ketemu mudah bagi kami untuk memulai percakapan, dan aku merasa komunikasi kami sangat baik. Dia pulang pukul 9 malam, kemudian chattingan kembali berlanjut. Tidak pernah adanya kata mesra setiap chattingan atau apapun namun justru itu yang membuat aku menghormati hubungan ini, hubungan yang kuanggap tidak berlebihan sebelum waktunya. Dalam waktu singkat aku dibuatnya berpikir bahwa masa depan hidup bersama sudah terpampang dengan jelas dan bahagia, dan aku merasa finally aku menemukannya.
What's On Fimela
powered by
Menghilang tanpa Penjelasan
Namun, beberapa saat aku merasakan keanehan yang terjadi pada didirinya. Chattinganku tidak ditanggapi dengan cepat dan baik lagi seperti dulu. Beberapa saat aku menunggu balasan meskipun aku tahu dia aktif di medsosnya. Aku berpikir dia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Namun, aku mulai meyakini hal lain bahwa ini tidak seperti dahulu lagi.
Chattinganku yang dulu selalu dibalas, sekarang hanya dilihat saja dan dibiarkan. Beberapa saat aku merasa dunia gelap, awalnya perkenalan yang cukup sulit aku mulai karena aku sebenarnya sudah tidak menghendaki basa-basi yang basi banget dalam sebuah perkenalan baru, dari awalnya aku yang tidak berminat kemudian berganti dengan perasaan sayang dan sangat takut kehilangan. Yang menjadi pertanyaan adalah dia orang dewasa, tak bisakah dia berkomunikasi dengan perempuan seperti aku?
Aku bukan orang yang ketika marah sampai meledak, atau apa pun sehingga orang tidak mau berkomunikasi denganku. Aku orang yang sangat mudah diajak berkomunikasi dengan baik. Tapi apa yang dia lakukan? Tidak ada satu kata pun yang keluar dari dirinya menjelaskan apa yang terjadi. Aku bukan orang yang menghambakan laki-laki yang belum menjadi apa-apaku. Kalau pun dia akan menjelaskan kita tidak bisa bersama lagi aku pun bisa menerima, tapi tetap saja tidak ada kata yang menjelaskan kenapa dia seperti itu.
Pada akhirnya feeling-ku saat ini menyimpulkan aku kembali merasakan patah hati. Sebuah perasaan kecewa, karena yang dia lakukan tidak sesuai dengan apa yang pernah disampaikan ketika kami masih bersama. Semua chattingan What's App dan medsos kuhapus semua, yang bertujuan untuk menghilangkan rasa dan anggan yang dulu pernah ada. Rasa sesak, sakit, pilu sampai saat ini masih aku rasakan. Namun, life must go on. Bukankah sekian lama hidup tanpanya aku tetap bisa bertahan hidup, malah dengan lebih baik, kenapa kemudian bertemu dengannya membuat hidupku mati? Aku pantas bahagia.
#GrowFearless with FIMELA