Fimela.com, Jakarta Setiap orang punya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni bahagia tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagan yang tak terlupakan dari kehidupan seseorang. Seperti kisah Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Love Life Matters ini.
***
Oleh: ES - Jakarta
“Kenapa harus takut? Jatuh cinta itu sesuatu yang mudah dan bisa terjadi kapan saja," begitu kata banyak orang dan teman-teman di sekitar setiap kali bertemu. Kalau mau jujur, rasanya telinga hampir muak dengan kata-kata yang sok benar ini, dan kadang ingin jawab, “Come on, hidup bukan melulu soal cinta dan pasangan hidup, toh sampai saat ini aku tidak pernah menyusahkan orang lain meskipun masih sendiri." Tapi ya kata-kata ini hanya bisa diteriakkan di dalam hati saja, takut orang-orang atau saudara yang bersangkutan sakit hati, toh mereka begitu juga karena sayang dan masih peduli dengan kita.
Buatuku, bukan soal takut jatuh cintanya sih sebenarnya, toh kayak kata orang-orang jatuh cinta bakalan berjuta rasanya. Yang paling membuat takut itu adalah jatuh lagi tapi nggak yakin bisa bangkit lagi kayak sekarang ini. Karena sungguh nggak ada yang senikmat jatuh cinta dan nggak ada yang sebodoh orang yang dimabuk cinta (semua dilakukan asalkan orang yang dicintai bahagia, orang-orang kayak gini yang zaman sekarang disebut bucin, yang nggak merasa please jangan tersinggung ya). Tapi ketika cintanya pudar atau saat bertemu hal-hal yang membuat cinta itu berhenti bertumbuh sampai akhirnya kita dipaksa untuk melepaskan. Kalian harus tau berhenti mencintai dan berusaha melepaskan cinta itu jauh lebih sulit daripada tantangan dua menit menggambar alis ala vlogger di YouTube.
Mungkin aku salah satu personil bucin yang budiman, inget banget beberapa tahun lalu, memutuskan untuk pindah kerja karena jatuh cinta dengan teman sekantor, pacaran lama terus mimpinya kalau pindah kerja cintanya akan tumbuh sesubur bunga di musim hujan, tapi ya kita memang tak pernah paham soal bagaimana sebenarnya cinta itu bekerja. Bukan malah semakin mekar, semuanya malah layu dan kering, sekering ranting-ranting pohon kering yang siap buat dijadikan kayu bakar.
Menerima Perpisahan
Nggak ada yang aneh, orang itu minta pisah dengan statement sesederhana ini, “Dek, hubungan kita nggak bisa dilanjutin, orang tuaku nggak setuju dan nggak suka kita sama-sama." Gila nggak tuh, padahal sebelum pindah kerja semuanya baik-baik aja. Awalnya aku cuma bisa nangis sejadi-jadinya dan masih memohon-mohon buat tetap berjuang bareng, siapa tahu orang tuanya bakalan kasih restu.
Tapi tetap aja, satu hubungan yang dijalani berdua, kalau hanya satu orang yang berjuang pada ujungnya hubungan yang mereka sebut cinta itu akan mati. Kau cuma pilihan merelakan dengan ikhlas, atau meratapi kayak orang bodoh. I suggest that you choose the first, nangis secukupnya, janngan membuat orang lain bangga karena udah berhasil bikin kita nangis karena mereka.
Hidup itu berkat yang nggak bisa di-setting kayak mobile apps, percaya saja Tuhan sudah merancang hidup kita dengan sangat baik. Jangan kehilangan harapan, dan teruslah berserah dengan rencana-Nya. Buat kalian yang masih sendiri, sementara teman-teman lainnya sudah punya pasangan, menikah, bahkan punya anak, tenang aja kita sama kok, jangan buru-buru. Masing-masing orang punya waktunya sendiri-sendiri.
#GrowFearless with FIMELA