4 Faktor Generasi Milenial Lalai akan Minat dan Bakat

Karla Farhana diperbarui 02 Sep 2019, 20:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Tidak semua orang tahu apa yang mereka inginkan dalam hidupnya. Jangankan soal rencana, gambaran mengenai dirinya sekian tahu ke depan saja buram seperti pemandangan terselimuti debu. Begitu juga dengan passion, yang sangat penting bagi pendidikan dan masa depan anak-anak muda. 

Tidak ada pemahaman akan minat dan bakat, maka tidak akan pernah ada passion. Pasalnya, minat dan bakat menjadi pondasi dari passion seseorang. Tanpanya, anak-anak muda salah memilih jalur masa depan. 

Hal ini ditandai dengan banyaknya pelajar yang mengaku salah memilih jurusan. Sebuah penelitian dari Indonesia Human Resources Forum tahun 2017 menunjukkan, 87% pelajar Tanah Air mengaku salah memilih jurusan yang telah mereka tempuh. 

Sementara, data Kemnaker di tahun yang sama mengungkap, 63% dari total lulusan baru Indonesia harus bekerja di luar dari bidang yang mereka ambil semasa kuliah. Maka tidak heran kalau Wrong Majors Phenomenon melaporkan ada 653.586 lulusan baru yang terpaksa menganggur. 

Dalam siaran pers Vooya mengenai Gerakan #TauApaMaumu, hal ini bermula dari lalainya seseorang mengetahui minat dan bakat diri mereka sendiri. Lantas, apa yang menyebabkan seseorang tidak paham apa minat dan bakat yang dirinya sendiri miliki? Berikut 4 faktor penyebab seseorang lalai akan minat dan bakat dirinya sendiri. 

 

 

2 dari 3 halaman

1. Ekspektasi Orangtua

Ilustrasi perempuan bekerja/copyright shutterstock

Orangtua memang memiliki peran besar dalam pembentukan pola pikir anak. Termasuk cara mereka mengambil sebuah keputusan. kerap kali orangtua memiliki keinginan kuat tentang anaknya, yang lama-lama berubah menjadi sebuah ambisi. Semakin kuat, ambisi tersebut dipaksakan kepada anak tersebut tanpa memikirkan keinginan anaknya tersebut. 

2. Tekanan Sosial

Selain adanya pengaruh dari orangtua, hal ini juga bisa disebabkan tekanan sosial yang memosisikan arti kesuksesan hanya sebatas dari uang dan pencitraan. Menurut Stephanie Wijanarko, Co-Founder & Program Director at Vooya: Passion without Borders, banyak pelajar yang mengambil keputusan kurang sesuai dan terburu-buru. 

"Misalnya, mereka berpikir bahwa sedikit ketertarikan atau rasa menggebu-gebu terhadap sebuah bidang dapat langsung dianggap sebagai passion, padahal belum tentu. Bisa aja bidang tersebut saat itu lagi happening, sehingga mereka ikutan suka. Atau mereka benar-benar tertarik, tapi di sisi lain pura-pura nggak tahu kalau mereka nggak ada bakat sama sekali di bidang itu," jelasnya. 

 

3 dari 3 halaman

3. Sistem Edukasi

Photo by Antony Xia from Unsplash

Selain itu, sistem edukasi juga bisa memengaruhi. Sistem edukasi yang kurang memberikan pengarahan mengenai pentingnya mengetahui passion bisa saja 'menjerumuskan' seorang pelajar di jurusan atau fakultas yang salah. 

4. Keraguan Atas Diri Sendiri

Masalah ini paling umum dan relate dengan generasi milenial. Keraguan atas diri sendiri dan generasi yang mager juga menjadi faktor orang lalai akan passion mereka. Karena itu, Sahabat Fimela sebaiknya jangan pernah malas untuk menggali potensi diri dengan mencari tahu soal minat dan bakatmu. Juga, mencari tahu mengenai jurusan yang ingin kamu ambil, sekaligus profesi yang ingin kamu geluti di masa depan. 

#Growfearless with FIMELA