Fimela.com, Jakarta Makeup memang sudah menjadi kebutuhan para perempuan. Mulai dari remaja hingga dewasa sudah mulai menggunakan makeup untuk memperindah wajah dan meningkatkan kepercayaan diri.
Data dari Jakarta Aesthetic Clinic mengungkapkan 46 persen perempuan pasti menghabiskan waktu untuk menggunakan makeup. Berbagai macam teknik makeup pun dilakukan, salah satunya contouring yang popular ditutoriaIkan oleh beauty influencer.
Contouring sendiri dilakukan untuk memberikan tampilan wajah yang lebih berdimensi dengan mempertegas struktur wajah, namun karena tingkat kepraktisannya kurang, banyak orang masih terus mencari cara lain untuk mendapatkan wajah yang lebih berkontur.
Misalnya, melakukan face contouring dengan melakukan penyuntikan filler di Jakarta Aesthetic Clinic (JAC) menjadi sebuah solusi praktis yang digemari serta menjadi tren di beberapa tahun belakangan ini. Sebagai bukti, saat ini total sudah tercatat sebanyak 5734 pasien JAC yang memilih untuk melakukan face contouring filler demi merubah hidupnya agar menjadi lebih bahagia karena mampu tampil maksimal dan proporsional.
Dengan persentase 85 persen adalah pasien perempuan dan 35 persen pasien pria. Area hidung dan dagu pun menjadi yang paling favorit untuk para pasien JAC.
"Filler hidung dan dagu akan menambah kesan wajah lebih berdimensi, sementara filler garis rahang yang tersambung ke pipi dan kening akan membuat wajah Asia yang lebar menjadi lebih oval dan kencang. lni dua hal panting untuk mempercantik wajah orang Indonesia. Dengan filler, akan tercipta contour yang lebih indah pada wajah walau tanpa makeup sekalipun," jelas dr. Aida Setiawan, salah seorang dokter estetika di JAC yang telah mengikuti Asia Medical Aesthetic Congress di Seoul, Korea.
Sesuai kebutuhan
dr. Silvia Urika, mengatakan banyak masyarakat Indonesia masih menjadikan orang 'bule’ sebagai acuan penampilannya. Padahal struktur wajah orang Indonesia memiliki keunikannya sendiri.
“Banyak sekali pasien yang hanya berfokus mengisi area tertentu saja, bila hal ini dipaksakan, malah akan membuat proporsi wajahnya menjadi tidak seimbang dan keluar dari karakter alaminya," tambah dr. Silvia Urika, yang belum lama ini menghadiri Aesthetic and Anti Aging Medicine World Congress (AMWC) di Taipei, Taiwan.
Walau Asia memiliki standar kecantikannya sendiri, tim dokter penyuntik filler di JAC tidak ingin menghasilkan wajah-wajah menawan yang terlihat serupa di luaran, namun mengutamakan sebuah hasil face contouring dengan filler yang istimewa bagi setiap orang yang berbeda, sehingga setiap pasien dapat menjadi Iebih percaya diri dengan ciri khas cantiknya masing-masing.
Teknik ini bisa dilakukan bagi mereka yang sudah berusia 18 tahun, sebab menurut dr. Silvia Urika, umur tersebut sudah lewat masa pubertas dan tidak mengalami perubuhan struktur wajah lagi.
#Growfearless with FIMELA