Fimela.com, Jakarta Perawatan kecantikan dari masa ke masa terus berkembang. Bukan cuma didorong oleh teknologi yang semakin canggih, tetapi juga kesadaran mengenai kesehatan dan perlindungan Bumi dan alamnya.
Produk perawatan dan kecantikan tidak pernah lepas dari kesehatan tubuh. Pasalnya, apa yang diaplikasikan pada kulit dapat menyerap ke dalam tubuh melalui dermal absorption. Maka, penting bagi Sahabat Fimela untuk aware dengan setiap kandungan di dalam produk kecantikan.
Seberapa sedikit pun kadar kandungan tertentu tetap bisa membahayakan kesehatan. Sayangnya, hingga detik ini masih banyak produk kecantikan menggunakan sejumlah zat beracun bagi tubuh.
Harpers Bazaar menulis, ada sejumlah senyawa berbahaya buat kesehatan yang masih banyak terkandung dalam produk kecantikan. Seperti paraben, pewangi/parfum, senyawa alumunium, ethoxylated, formaldehyde, refined petroleum, hydroquinone, talc, triclosan, silika, dan oxybenzone.
What's On Fimela
powered by
Bahaya Zat Beracun pada Produk Kecantikan
Sebagian zat berbahaya di dalam produk kecantikan sengaja digunakan untuk berbagai tujuan. Seperti paraben yang digunakan sebagai pengawet dan antimikroba. Namun sayang, paraben ternyata memiliki hubungan dengan penyakit serius.
Seperti sebuah studi tahun 2019 yang hasilnya menunjukkan hubungan antara paparan paraben dan diabetes mellitus gestasional. Belum lagi studi lain yang menyatakan paraben meniru estrogen dalam tubuh manusia dan akan berimbas pada kerusakan organ reproduksi dan gangguan tiroid.
Itu baru paraben. Pewangi/parfum dan phthalates pun memiliki efek yang berbahaya untuk kesehatan. Harpers Bazaar menulis, beberapa penelitian telah mengaitkan paparan phthalates dengan kasus obesitas, diabetes tipe 2, serta berkurangnya sperma pada pria, kanker payudara, malformasi reproduksi, infertilitas, dan gangguan kadiovaskular.
Sementara, hydroquinone yang masih kerap ditemukan dalam skincare pemutih kulit baik serum atau pun krim, juga memiliki efek yang menyeramkan untuk kesehatanmu. Padahal, zat ini telah lama dikaitkan dengan jenis kanker tertentu dan dapat menurunkan respon kekebalan tubuh. Belum lagi ancaman ochronosis, sebuah kondisi atau gangguan kulit, ditandai dengan kemunculan noda gelap abu atau kebiruan pada kulit.
Bangkitnya Era Clean Beauty
Kekhawatiran dan ketakutan akan risiko-risiko kesehatan yang bisa terjadi akibat berbagai zat-zat beracun di dalam produk kecantikan pun mendorong para produsen menciptakan produk kecantikan yang aman untuk kesehatan; clean beauty.
Berbagai istilah kini banyak dikenal merujuk ke produk perawatan kulit, rambut, dan makeup yang bebas dari semua zat-zat berbahaya. Termasuk meningkatnya penggunaan bahan-bahan organik dan cruelty-free.
Definisi yang menjelaskan soal clean beauty memang belum resmi dipakemkan. Bahkan, definisinya subjektif dan kerap berbeda-beda, tergantung dari perusahaan yang mengeluarkan produk tersebut.
Intinya, clean, green, organic, nontoxic, sustainable, vegan, dan cruelty-free, merupakan istilah-istilah yang kini sering digunakan yang lahir dari rasa kekhawatiran tadi. Meskipun begitu, poin utamanya adalah menghindari kandungan beracun dan bersiko yang mengancam kesehatan seperti yang sudah disebutkan di atas.
Natural Tidak Selalu Lebih Aman
Ketakutan dan rasa kekhawatiran pada zat-zat berbahaya di atas membuat banyak orang berbondong-bondong beralih ke produk natural alias alami. Namun, naturan belum tentu aman untuk kulitmu atau tubuhmu.
Karena, Harpers Bazaar menulis, kandungan natural tertentu bisa saja menimbulkan iritasi pada kulit. Seperti talc atau juga clay yang bisa saja terkontaminasi metal beracun. Sehingga, clean beauty lebih menekankan keamanan dan kesehatanmu dengan menghindari penggunaan bahan-bahan beracun dalam produknya.
#Growfearless with FIMELA