Fimela.com, Jakarta Pernikahan adalah fase baru dalam kehidupan. Gerbang baru untuk mengarungi sebuah babak berbeda dalam hidup. Seiring dengan kebahagiaan baru yang bisa didapatkan bersama, akan muncul juga sejumlah konflik baru untuk dihadapi.
Konflik dan masalah kadang tak bisa dihindari. Tapi ada cara untuk berusaha mencegah terjadinya konflik besar, khususnya ketika baru menikah. Setidaknya pahami sejumlah hal penting bersama di awal pernikahan agar konflik yang mungkin akan terjadi ke depannya bisa diatasi dengan baik.
1. Saling Menyesuaikan Diri Itu Penting
Dua individu dengan dua karakter berbeda. Kelebihan dan kekurangan yang tak sama. Begitu banyak hal yang harus disesuaikan. Ada hal-hal yang mungkin tak kita sukai tapi kita perlu melakukannya demi kebaikan bersama. Kemampuan untuk bisa saling menyesuaikan diri ini sanagtlah penting. Seiring berjalannya waktu, nantinya kita perlu lebih keras berlatih untuk menekan ego pribadi demi keutuhan pernikahan.
So it's not gonna be easy. It's going to be really hard; we're gonna have to work at this everyday, but I want to do that because I want you. I want all of you, forever, everyday. You and me... everyday. ― Nicholas Sparks, The Notebook
2. Kurangnya Respek Bisa Membunuh Cinta yang Sudah Bersemi
Respek atau saling menghargai juga tak kalah penting dalam pernikahan. Seperti yang dilansir dari Here’s Why You Should Build Stronger Boundaries In Your Relationship Before You Get Married via thoughtcatalog.com saling menghargai dalam hubungan bisa dalam bentuk selalu jujur dalam berkomunikasi, berbagi perasaan dengan komunikasi yang terbuka, tidak saling menyerang kekurangan, dan tidak egois saat mengkritik sikap dan perilaku pasangan. Apakah mudah? Mungkin dalam prosesnya akan terasa sulit tapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan.
3. Waktu untuk Menyendiri Sesekali juga Diperlukan
Saat masih lajang kita bisa melakukan banyak hal sendiri. Tapi setelah menikah kita perlu penyesuaian baru. Bukan berarti kita tak boleh menikmati waktu sendiri atau melakukan sesuatu seoran diri, hanya saja memang perlu dikomunikasikan dengan lebih terbuka pada pasangan. Akan ada saat-saat kita butuh waktu untuk menyendiri dan melakukan sesuatu seorang diri untuk menenangkan diri.
I don't want to be married just to be married. I can't think of anything lonelier than spending the rest of my life with someone I can't talk to, or worse, someone I can't be silent with. ― Mary Ann Shaffer, The Guernsey Literary and Potato Peel Pie Society
4. Kita Tak Bisa Menuntut Pasangan Memenuhi Semua Keinginan Kita
Saatnya untuk lebih realistis. Kita tak bisa menyuruh pasangan untuk langsung berubah sesuai keinginan kita tanpa mengajaknya berbicara dengan lebih terbuka. Tak semua yang kita inginkan bisa langsung terkabulkan. Hal ini pun berkaitan dengan kemampuan untuk saling respek dan menyesuaikan diri satu sama lain. Demi hubungan yang harmonis, penting untuk tidak selalu memaksakan kehendak masing-masing.
Semoga pernikahan yang kita jalani saat ini bisa senantiasa memberi kebaikan bersama, ya. Setiap konflik dan masalah yang ada pun semoga bisa selalu dicari jalan keluar terbaiknya.
#GrowFearless with FIMELA