Fimela.com, Jakarta Memonitor tekanan darah sangatlah penting selama kehamilan. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah yang tak boleh diabaikan begitu saja saat hamil. Seperti dalam kasus preeklamsia pada ibu hamil.
Seperti yang dikutip dari buku 9 Bulan Menjalani Kehamilan dan Persalinan yang Sehat, preeklamsia adalah suatu kondisi kehamilan yang disertai tekanan darah tinggi, kaki bengkak, dan kandungan protein di dalam urin. Dampak dari kondisi ini bisa ringan hingga serius tergantung dari derajatnya. Preeklamsia bisa muncul tiba-tiba dan umumnya bisa saat kehamilan memasuki trimester ketiga.
6 Faktor Risiko Preeklamsia
Ada sejumlah kondisi yang bisa meningkatkan kemunculan preeklamsia selama kehamilan. Enam di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Hamil pada usia lebih dari 40 tahun.
2. Hamil pada usia di bawah 20 tahun.
3. Kehamilan kembar.
4. Punya tekanan darah tinggi sebelum hamil.
5. Pernah terkena preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
6. Punya penyakit seperti diabetes atau penyakit jantung sebelum hamil.
Bila kita memiliki kondisi seperti yang disebutkan di atas, penting untuk lebih berhati-hati dalam menjalani kehamilan. Memeriksakan diri secara rutin ke bidan atau dokter kandungan merupakan hal yang wajib dilakukan.
Penyebab kondisi preeklamsia sendiri belum bisa diketahui secara pasti. Hanya saja sejumlah ahli menduga penyebab preeklamsia berkaitan dengan ketidaknormalan fungsi plasenta. Sejumlah kasus preeklamsia jug ada yang berdampak pada perkembangan bayi dalam kandungan. Pertumbuhan bayi bisa terhambat atau berat badan bayi bisa berada di bawah rata-rata akibat preeklamsia.
Dokter mungkin akan memutuskan melakukan tindakan agar ibu segera melahirkan bayi di usia kehamilan berapa pun jika kondisi preeklamsia semakin buruk. Pengawasan yang ketat akan dilakukan dokter pada ibu yang terdiagnosis mengalami preeklamsia.
#GrowFearless with FIMELA