Berhenti Menganggap Seseorang Bipolar Hanya Karena Suasana Hatinya Berubah

Annissa Wulan diperbarui 19 Agu 2019, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam beberapa tahun terakhir, gangguan bipolar telah dibahas secara lebih terbuka. Semakin banyak orang yang berterus terang tentang pengalaman mereka.

Karena gangguan bipolar bukan penyakit yang jarang, sehingga kesadaran yang muncul dianggap baik. National Institute of Mental Health memperkirakan ada 4,4% orang dewasa yang dipengaruhi oleh kondisi tersebut di beberapa aspek dalam kehidupan mereka.

Yang lebih parah adalah banyak orang hidup dengan gangguan bipolar tanpa mengetahuinya. Gangguan bipolar bukan hanya tentang perubahan suasana hati atau perubahan keputusan yang cepat, inilah mengapa kamu harus berhenti bercanda tentang hal ini, seperti dilansir dari huffpost.com, Senin (19/8/2019).

 

 

2 dari 3 halaman

Gejala gangguan bipolar tahap satu

Ilustrasi stres. Sumber foto: unsplash.com/Kevin Grieve.

Untuk diagnosis bipolar tahap satu, seseorang harus mengalami episode manik yang ditandai dengan perbedaan suasana hati yang abnormal dan terus menerus meningkat, mudah tersinggung, dan peningkatan energi yang tidak normal, serta hal ini berlangsung sepanjang hari, hampir setiap hari, setidaknya selama satu minggu. Sebanyak 90% orang mengalami episode depresi dalam hidup mereka, namun tidak sampai didiagnosis dengan gangguan bipolar tahap satu.

Dalam episode manik, seseorang harus menunjukkan beberapa hal penting, yaitu harga diri yang tinggi, berkurangnya kebutuhan untuk tidur, peningkatan kebutuhan untuk bicara, ide yang sering melompat-lompat, sangat mudah terganggun, peningkatan aktivitas, dan perilaku berisiko. Gejala khas pada bipolar tahap dua adalah depresi.

Agar dapat didiagnosis, seseorang harus memiliki episode depresi mayor dan hipomania. Hipomania adalah episode suasana hati yang mirip dengan mania karena melibatkan perilaku yang terasa berbeda dari perilaku yang biasanya.

3 dari 3 halaman

Gejala depresi

Kenali Emotional Eating Sebagai Pelarian di Kala Stres (Unsplash.com/Nick Karvounis)

Dalam episode depresi, seseorang yang mengalami bipolar cenderung akan merasa tertekan, tidak berenergi, kurang tertarik pada kehidupan, bahkan berpikir tentang kematian. Pemicunya bisa berkisar dari stres hingga tidur, terlalu banyak input sensorik atau sesuatu yang menghancurkan seseorang dari rutinitasnya, biasanya terjadi pada seseorang di masa awal usia dewasa.

Usia rata-rata untuk gangguan bipolar tahap satu dan dua adalah sekitar 17 sampai 31 tahun, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada remaja dan anak-anak. Tidak seperti depresi yang cenderung lebih mempengaruhi kaum perempuan, gangguan bipolar dapat mempengaruhi pria dan perempuan.

Untuk mengetahui diagnosis yang akurat, periksakan ke dokter atau profesional kesehatan mental lainnya. Jadi, mulai sekarang, berhentilah menganggap seseorang menderita gangguan bipolar, istilah ini tidak boleh digunakan secara sembarangan.

#GrowFearless with FIMELA