Fimela.com, Jakarta Menjalani open relationship belum terlalu lazim di kalangan masyarakat Indonesia. Budaya monogami membuat rasa memiliki begitu besar terhadap pasangan. Sementara, open relationship dirasa menjadi solusi terbaik bagi pasangan yang masih ingin bersama namun belum ingin terlalu terikat dalam hubungan.
Berkembangnya aplikasi kencan online meningkatkan terjadinya open relationship. Terutama bagi mereka yang masih mencari mana pasangan yang cocok. Padahal menambahkan lebih banyak dalam sebuah hubungan akan menjadi lebih rumit.
Melansir dari Purewow.com, open relationship berada di bawah payung hubungan nonmonogami konsensial dan umum. Biasanya cenderung fokus pada kegiatan seksual daripada emosional terhadap pasangan. Lebih lanjut dr. Catalina Lawsin selaku psikolog klinis menjelaskan bahwa dalam open relationship ini pasangan saling mendukung untuk memiliki hubungan emosional dan seksual dengan pasangan lain.
Lalu, apakah open relatioship masuk ke dalam kategori perselingkuhan? Jawabannya tidak. Inti dari perselingkuhan adalah kerahasiannya. Sementara dalam open relationship, pasangan terbuka untuk urusan aktivitas seksual dengan orang lain, dan pasangan tersebut mendukungnya.
Cara membuat open relationship berhasil
Untuk membuat open relationship ini berhasil, pertama yang perlu dilakukan adalah masing-masing harus merasa rela, bukan enggan. Jika salah satu pasangan menyetujui open relationship karena takut kehilangan pasangannya, ini merupakan bencana.
Selain itu, open relationship bukanlah strategi untuk mengatasi hubungan yang sedang kacau. Karena untuk menjalani open relationship ini pasangan harus memiliki dasar kepercayaan yang tinggi dan dalam hubungan yang sehat.
Untuk itu sebelum menjalani open relatioship, temukan motivasinya terlebih dahulu. Apakah hanya mencari alasan untuk berhubungan dengan orang lain? Atau menjadi cara untuk tidak sepenuhnya berkomitmen? Tidak masuk akal untuk mengharapkan pasangan secara eksklusif menjadi milik kita jika kita saja masih berhubungan dengan yang lain.
Kemampuan komunikasi dan menangani konflik menjadi penting
"Kadang-kaadang pasangan dapat menjalin hubungan poli-mono. Biasanya orang yang menginginkan hubungan monogami ingin pasangan mereka menjadi monogami dengan mereka. Jadi, pastikan kamu dan pasangan memiliki pemahaman yang sama," ungkap dr. Elizabeth Sheff.
Kemampuan komunikasi dan menangani konflik dengan baik juga menjadi penting untuk dimiliki. Konflik akan terus muncul dalam hubungan manapun. Apalagi jika menambahkan orang lain dalam hubungan, tentu akan meningkatkan potensi konflik secara drastis.
Simak video berikut ini
#GrowFearless with Fimela