Peran Zat Besi dalam Tumbuh Kembang Anak

fitriandiani diperbarui 07 Agu 2019, 12:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Defisiensi zat besi masih menjadi masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak, khususnya di Indonesia. Padahal zat besi amat dibutuhkan untuk mengoptimalkan periode tumbuh kembang anak di 1000 hari pertamanya.

"Zat besi berperan penting bagi tumbuh kembang anak, di antaranya untuk perkembangan kekebalan tubuh, metabolisme energi, serta produksi hemoglobin yang akan membawa oksigen dalam darah. Zat besi juga dibutuhkan untuk pertumbuhan otak, 80% dari pertumbuhan otak terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan," jelas Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), dalam siaran pers Seminar Edukasi Sangobion yang diterima Fimela pada Senin (5/8/19).

Defisiensi zat besi dapat disembuhkan, namun komplikasi yang timbul dapat bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Defisiensi zat besi dapat memengaruhi perkembangan kognitif. Komplikasi jangka panjang defisiensi zat besi dapat meliputi terganggunya pertumbuhan secara fisik, rendahnya kemampuan fisik, serta rendahnya fungsi motorik.

"Defisiensi besi pada anak yang tidak ditangani dengan tepat dapat menghambat proses belajar anak dan memengaruhi prestasinya di sekolah. Data menunjukkan anak-anak yang kekurangan zat besi memiliki prestasi belajar lebih rendah dibandingkan dengan teman-temannya yang memiliki cukup zat besi. Untuk itu pemberian suplementasi zat besi sebaiknya dilakukan sejak dini, sebelum defisiensi besi pada anak menjadi Anemia Defisiensi Besi," lanjut Prof. Rini.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Ciri Anak Kekurangan Zat Besi

Tips agar anak tumbuh tinggi./Copyright pexels.com/@zun1412

Orang tua seringkali tidak menyadari gejala defisiensi zat besi pada anak, sehingga terlambat menyadari kehadiran penyakit ini pada anak mereka hingga defisiensi zat besi ini berkembang menjadi Anemia Defisiensi Besi (ADB).

Gejala anemia pada anak seperti kehilangan selera makan, sulit fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh dan gangguan perilaku atau orang awam lebih mengenal dengan Gejala 5L (lLemah, Lunglai, Lesu, Letih, Lemas), wajah pucat, kunang-kunang.

“Kami berharap serangkaian edukasi mengenai anemia dan zat besi yang kami sampaikan langsung kepada para keluarga Indonesia dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan mempercepat perbaikan status gizi masyarakat Indonesia, sehingga pada akhirnya akan menciptakan generasi produktif, generasi yang bebas anemia,” tutup Lie Novita Indosary selaku Group Brand Manager Sangobion.

#GrowFearless with FIMELA