Peraturan Aneh, Ini 3 Tren Fashion yang Dilarang Sepanjang Sejarah

Karla Farhana diperbarui 06 Agu 2019, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tren fashion pasti akan datang dan kembali, namun kadang alasan kenapa seuatu tren tidak lagi disukai karena memang sempat dilarang untuk mengenakannya. Percaya atau tidak, beberapa look ikonik telah dilarang di sepanjang sejarah. 

Kadang, pelarangan dilakukan berdasarkan alasan yang plolitis, namun tidak jarang juga alasan pelarangan banyak yang tidak begitu penting. Melihat kembali berbagai tren fashion yang sudah dilarang untuk dipakai juga merupakan salah satu upaya mengenang sejarang. Berikut beberapa tren yang dilarang sepanjang sejarah. 

Pakaian Ungu

 

Pada abad ke-14, Inggris mengesahkan undang-undang perlindungan yang disebut A Statute Concerning Diet and Apparel. Undang-undang tersebut mnegatur apa pun yang rakyat makan dan pakai sebagai pakaian. Misalnya, orang miskin dulu dilarang mengenakan pakaian berbulu, sutra, sementara hanya para bangsawan yang boleh mengenakan jaket yang memperlihatkan lututnya. Peraturan ini juga mengatur pakaian berwarna ungu. Karena, pakaian ini hanya boleh dikenakan oleh para anggota kerajaan. 

Korset

Salah satu tren fashion yang menyiksa adalah korset. Korset ini dulu dikenakan perempuan untuk menciptakan siluet bentuk pinggang yang ramping. Namun, saking kencangnya, korset kerap membuat pemakainya kesulitas bernapas. Abad ke-19, beberapa negara di Eropa mulai melarang penggunaan korset. Namun, Amerika baru melarang penggunaannya pada abad ke-20. 

 

2 dari 2 halaman

Pakaian Dalam Berenda

Bra dengan renda-renda lucu. (Sumber foto: buzzfeed.com)

Bagi perempuan, pakaian dalam yang menggunakan renda sangat seksi. Namun sayang, ketika kamu berkunjung ke Rusia, Belarus, dan Kazakhstan, kamu tidak bisa mengenakannya. 

Pakaian dalam di ketiga negara itu dilarang tahun 2014 karena dianggap terlalu provokatif. Namun, serikat pabean di sana menganggap pakaian dalam berenda ini dapat mengakibatkan kulit kekurangan kelembapannya. Bra dan celana dalam berenda dibuat menggunakan katun yang sedikit, kurang dari 6%. Kondisi inilah yang dianggap dapat mengganggu kesehatan kulit pemakainya. 

#Growfearless with FIMELA