Fimela.com, Jakarta Zaman mengalami perubahan. Begitu juga dengan perempuan dan dimensinya. Jika dahulu perempuan kerap dibungkam dan dikesampingkang, kini perempuan memiliki ruang untuk bicara dan berkarya. Memang belum merata, tapi setidaknya Perempuan Punya Karya telah mengusahakannya.
Terbentuk pada 2016, Perempuan Punya Karya dibentuk oleh tiga srikandi muda asal Yogyakarta. Adalah Erny Kurniawati, Ismarlina Mokodompit, dan Ewindha Sari yang menginisiasi terbentuknya komunitas mulia ini. Kepada Fimela.com, Ewindha Sari, salah satu inisator Perempuan Punya Karya mengungkapkan sekelumit kisah tentang komunitas garapannya.
Menurut Ewindha, Perempuan Punya Karya berawal dari sebuah blog yang memuat kisah-kisah inspiratif. "Berawal dari bikin blog dan mewawancarai beberapa perempuan inspiring, dan ternyata diterima teman-teman sesama perempuan dengan baik. Apalagi setelah PPK sering mengadakan workshop atau talkshow yang bertema perempuan. Respon baik pun selalu bersambut," kenang Ewindha.
What's On Fimela
powered by
Respon baik dari publik membuat Ewindha dan kawan-kawan semakin optimis dengan Perempuan Punya Karya. "Dari itu kami semakin yakin, ternyata istilah "women support women" itu benar-benar ada. Dasarnya, perempuan itu memang makhluk sosial, lebih suka berkoloni. Sehingga salah satu cara belajar, cara berivestasi waktu mereka dengan baik adalah salah satunya adalah hadir dalam sebuah komunitas yang membuat mereka selangkah lebih maju," imbuh Ewindha.
Lebih lanjut, Ewindha mengungkapkan Perempuan Punya Karya tidak hanya sekadar menginspirasi, melainkan juga mengedukasi, memberi pengalaman, dan membangun jaringan para perempuan di Yogyakarta melalui kegiatan-kegiatan yang mereka buat, seperti workshop atau talkshow. "Saat ini acara kami lebih ke offline. Dan salah satunya dengan acara workshop atau talkshow," ujar perempuan kelahiran 26 Maret ini.
Kendati acara yang mereka buat selalu ramai, namun bukan berarti sempurna, melainkan sebuah tantangan untuk lebih baik lagi. "Yogyakarta bukan Jakarta. Yang kita tahu di Jakarta ilmu apapun yang kita cari, pasti banyak yang menyediakan sebagai fasilitator. Beda lagi di Yogyakarta, kota besar yang sepertinya perlu banyak fasilitator yang bergerak, agar pemberian edukasi lebih merata. Tantangannya adalah mendatangkan fasilitator ibu kota yang bisa membantu. Belum tentu bisa, karena terhalang jarak," kata Ewindha.
Perempuan Masa Kini Dalam Kacamata Founder Perempuan Punya Karya
Tak seperti komunitas pada umumnya yang merekrut sebanyak-banyaknya anggota, hingga saat ini Perempuan Punya Karya belum mengakomodir untuk urusan anggota dan mengandalkan tenaga volunteer dalam setiap event.
Sesuai dengan visi, Perempuan Punya Karya selalu menghadirkan narasumber-narasumber inspiratif dan related dengan setiap event yang mereka buat. "Saat kita mengadakan event-event tersebut kita menyesuaikan dengan tema yang diusung. Tolok ukur narasumber yang kami undang dari prestasi yang dia buat. Contoh, bidang entrepreneur, teknologi, atau personal banding," jelas Ewindha.
Sebagai perempuan yang memiliki concern dengan dunianya, Ewindha berpendapat perempuan-perempuan saat ini lebih percaya diri dan cerdas. "Perempuan-perempuan millenials sekarang sepertinya lebih percaya diri dan cerdas. Karena hampir semua lebih aware dengan hal tentang masa depan lebih baik. Mereka suka belajar banyak segi pendidikan, parenting, financial, dan lain-lain, tapi untuk hak-hak sepenuhnya, saya rasa belum semua.
Kendati demikian, Ewindha mengakui jika perempuan memang tidak bisa melepas kodratnya. "Jadi begini, karena memang secara kodrat itu wanita pasti menjadi istri, ibu, dan mempunyai anak. Nah, tanggung jawab seperti ini yang memang pada dasarnya tidak bisa lepas dan terus membayangi di belakang setiap perempuan yang menjalankannya.
"Terkadang banyak perempuan bingung antara karir dan keluarga. In case adalah anaknya. Saya rasa penyelesaian seperti ini yang belum banyak support. Kalau untuk mendapatkan hak pendidikan lebih tinggi, atau karir lebih tinggi. Sepertinya emansipasi ini sudah sering kita temui. Jadi intinya perempuan juga bisa menjadi luar biasa. Kemampuan multitasking-nya dibutuhkan dalam hal strategik dan logika," imbuh ibu satu anak ini.
Ewindha berharap PPK bisa menjadi salah satu fasilitator bagi perempuan untuk berani bersuara. "Saya berharap PPK bisa menjadi salah satu jembatan bagi perempuan, khususnya di indonesia, agar lebih speak up lagi, tapi dalam sisi yang positif ya. Sebab perempuan itu menjadi ibu yang wajib mendidik anak anak. Siapa tahu anak kita adalah pemimpin penerus bangsa," harap Ewindha.
Di akhir pembicaraan, Ewindha mengungkapkan project impian Perempuan Punya Karya yang akan direalisasikan. "Dalam hal mikro. kami sedang merencanakan bagaimana perempuan indonesia bisa terfasilitasi gratis ilmu atau motivasi lewat media sosial seperti Youtube atau podcast. Ini masih dalam tahap kita merencanakan dalam waktu dekat," ungkap Ewindha.
"Dalam hal makro. Khusunya di Yogyakarta, kita ingin menghadirkan beberapa perempuan paling inspiring nasional untuk conference atau semacamnya, doakan ya!," tandas Ewindha.