Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan punya cara berbeda dalam memaknai pernikahan. Kisah seputar pernikahan masing-masing orang pun bisa memiliki warnanya sendiri. Selalu ada hal yang begitu personal dari segala hal yang berhubungan dengan pernikahan, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela Juli: My Wedding Matters ini.
***
Oleh: Mutiara Noor Fadhilla - Bogor
Aku telah lama mengenalnya karena ia teman kecilku. Sejak dulu aku dan dia hanyalah sepasang sahabat, mungkin seiring kami melakukan kegiatan bersama, kepercayaan yang terus kami jalin membuahkan perasaan yang sering disebut dengan cinta.
Entah kapan perasaan itu muncul, setelah kami berdua mengungkapkan perasaan bersama, kami sepakat untuk menjalani hubungan yang lebih serius lagi. Aku telah mempersiapkan semua dengannya, kesiapan yang selalu aku ragukan, kini telah berubah menjadi suatu keyakinan bahwa aku telah siap menerima semua pertanggung jawabanku dengannya. Dan saat ini aku selalu menunggu waktu itu tiba.
Setelah semuanya siap, hanya tinggal menunggu hitungan hari saja, aku dengannya dinyatakan menjadi pasangan yang sah. Awalnya, aku kira semua akan berjalan baik-baik saja, namun saat waktu yang kutunggu tiba, seseorang dimasa lalu yang pernah membuat janji kepadaku, datang kembali untuk melaksanakan janjinya. Aku tak pernah menanggapi dirinya yang terus saja memaksakan kehendaknya. Namun, suatu ketika ia mulai melakukan sesuatu, ia mencoba untuk menghancurkan hubunganku, dengan wanita lain yang berpura pura menjadi selingkuhan calon suamiku. Tapi, mungkin dengan kepercayaan yang selalu kami tanamkan, masalah itu dapat kami hadapi dengan baik. Menurut kami cinta saja tidak cukup untuk sebuah hubungan, tanpa kepercayaan, cinta itu tak akan ada apa-apanya.
What's On Fimela
powered by
Disatukan dalam Ikatan Suci
Hari itu pun tiba, hari di mana aku dengannya dipersatukan dengan ikatan yang kuat. Cincin yang melingkar di jariku menjadi saksi bahwa kami takkan mudah dipisahkan. Aku sangat mencintainya, begitupun dengannya, kami sama-sama berjanji agar tak ada yang saling meninggalkan. Aku dengannya kini menjadi pasangan suami istri yang sah, aduh senangnya.
Kami berdua menyiapkan bulan madu di Bali. Jujur saja aku sangat kecewa karena impian bulan madu di Jepang tidak kesampaian, sebab tiket pesawat yang kami pesan terlambat dan tiket itu hangus begitu saja. Tapi, tak apalah bulan madu di mana pun, asalkan hanya kami berdua pasti rasanya sangatlah bahagia, aku sudah membayangkannya saja hehe.
Hari ini ia berangkat kerja, sebelum ia mengambil cuti untuk bulan madu kami nanti. Seperti istri pada umumnya, di pagi hari aku membuatkan sarapan untuknya, suatu hal yang aku suka darinya, ia tak pernah mengomentari masakanku, apapun yang kusediakan selalu ia makan tanpa sisa sedikit pun, ia selalu menghargai masakanku. Aku sangat bersyukur mempunyai suami sepertinya.
Untuk ke depannya, aku hanya berharap kepercayaan yang sejak dulu kami bangun, tidak akan pernah roboh, akan tetapi kepercayaan itu haruslah lebih kokoh. Percayalah.
#GrowFearless with FIMELA