Siap Menikah, Siap Menerima Buruknya Pasangan

Endah Wijayanti diperbarui 01 Agu 2019, 14:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan punya cara berbeda dalam memaknai pernikahan. Kisah seputar pernikahan masing-masing orang pun bisa memiliki warnanya sendiri. Selalu ada hal yang begitu personal dari segala hal yang berhubungan dengan pernikahan, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela Juli: My Wedding Matters ini.

***

Oleh: Nova Aurelia Manurung - Medan

Setiap wanita memiliki impian untuk menikah dengan pria yang sangat ia cintai. Dan setiap pria juga memiliki impian untuk menikahi wanita yang sangat ia cintai. Ada yang saling mengenal satu sama lain bertahun-tahun lamanya lalu memutuskan menikah ada juga yang saling mengenal dengan waktu yang singkat lalu berani memutuskan untuk menikah. Atau bahkan ada juga yang bertahun-tahun lamanya tetapi tidak menikah dengan pasangannya dengan alasan “mungkin tidak jodoh”. Pernikahan tidak hanya sekadar siapa yang cinta atau siapa yang akan mengalah. Tetapi pernikahan adalah bagaimana menerima kekurangan satu sama lain dan menjadikan kekurangan itu adalah kelebihan satu sama lain.

Banyak pasangan jika diberikan sebuah pertanyaan, ”Mengapa kamu memutuskan menikah dengannya?” rata-rata jawaban tiap pasangan adalah, “Karena saya sangat mencintainya. Jika saya tidak mencintainya maka saya tidak akan menikahinya atau memilihnya sebagai pasangan hidup” Lalu bagaimana dengan mereka yang bertahun-tahun lamanya menikah lalu memutuskan bercerai? Bercerai dengan alasan tidak saling mencintai lagi atau bahkan sudah tidak sependapat bahkan sudah tidak ada kecocokan lagi. Banyak orang yang salah menafsirkan apa tujuan pernikahan dan mengapa menikah.

 

2 dari 2 halaman

Menerima Kekurangan Masing-Masing

Ilustrasi.(Sumber: Pixabay)

Pernikahan tidak hanya sekadar saling mencintai atau bahkan sekadar saling menyayangi. Karena cinta dan rasa sayang dapat berubah kapan pun dan dimana pun dan dengan siapa pun. Tapi pernikahan adalah ketika dua orang yang membicarakan kekurangan masing-masing dan menerima kekurangan masing-masing dan berjanji tidak meninggalkan satu sama lain jika suatu saat nanti terjadi permasalahan rumah tangga.

Orang-orang yang berani memilih untuk menikah adalah orang-orang yang mampu menerima buruknya pasangannya, menerima segala kekurangan pasangannya dan menjadikan kekurangan pasangannya adalah kesempurnaan yang abadi. Pernikahan tidak hanya sekadar siapa yang cinta dan siapa yang saling menyayangi. Tetapi pernikahan yang abadi adalah pernikahan yang menrima dan membicarakan kekurangan pasangannya dan menjadikan kekurangan sebagai keindahan dan kesempurnaan.

#GrowFearless with FIMELA