Fimela.com, Jakarta Aktris Cinta Laura baru saja dinobatkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dari Perlindungan Anak menjadi duta Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Ia mengakui jika di Indonesia, masih banyak perempuan dan anak-anak yang menjadi korban kekerasan baik secara fisik maupun psikis.
Perempuan 25 tahun itu pun menilai Indonesia harus mencontoh negara-negara maju seperti Amerika Serikat untuk mengurangi, bahkan menghentikan kekerasan yang terjadi.
What's On Fimela
powered by
"Aku 8 tahun tinggal di Amerika, aku lihat kalau di sana, kalau ada korban kekerasan, benar-benar banyak sekali akses supaya mereka bisa dapat support yang cukup secara psikologis, dan pokoknya support system-nya banyak sekali. Dan aku rasa di Indonesia kita juga perlu lebih banyak adanya support system itu," kata Cinta Laura di kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).
Tak bisa dipungkiri, menurut perempuan blasteran Indonesia-Jerman itu, Indonesia sudah memiliki banyak program yang mendukung perempuan dan anak-anak korban kekerasan. Yang disayangkan, hampir sebagian besar korban masih merasa bingung untuk melaporkan apa yang terjadi.
"Aku merasa biar pun di Indonesia kita udah punya banyak program yang melindungi wanita-wanita dan anak-anak, banyak korban kekerasan, mereka sebenarnya masih kurang tahu bagaimana mereka bisa melaporkan kekerasan itu atau gimana mereka bisa lanjutin kehidupan kembali," tuturnya.
Maka dari itu, dengan statusnya sebagai Duta Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Cinta Laura merasa perlu mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih peduli terhadap isu-isu terkait kekerasan perempuan.
"Sebagai konten kreator, aku harap dengan aku sebagai Duta Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, aku bisa membuat awareness yang lebih besar dan lebih kuat terhadap wanita-wanita dan anak-anak Indonesia tahu apa yang mereka harus lakukan kalau sampai mereka jadi korban kekerasan," pungkas Cinta Laura.