Fimela.com, Jakarta Menemukan deodoran yang tepat juga bisa menjadi tantangan tersendiri, produk dengan kandungan aluminium atau tanpa aluminium, gel atau krim? Jika kamu menemukan produk deodoran yang tidak bekerja dengan semestinya, bisa jadi alasannya adalah beberapa hal di bawah ini, seperti dilansir dari newbeauty.com, Kamis (25/7/2019). Penasaran?
1. Tidak menggunakan formula yang tepat
Bedakan antara deodoran dan antiperspiran. Deodoran berfungsi untuk membuat ketiakmu tidak bau, sedangkan fungsi dari antiperspiran adalah untuk menghentikan keringat.
Antiperspiran biasanya direkomendasikan bagi kamu yang mudah berkeringat. Sedangkan deodoran lebih membantu untuk menetralkan bakteri dan bau ketiak.
2. Tidak mengaplikasikannya di malam hari
Banyak orang menggunakan deodoran hanya di pagi hari, sebelum memulai aktivitas, benar? Sebenarnya, waktu terbaik mengaplikasikan deodoran adalah di malam hari, tepat sebelum tidur.
Cara ini memungkinkan ketiak menyerap formula deodoran dengan mudah, membuatnya tetap segar dan kering di pagi hari. Antiperspiran sebaiknya digunakan saat kondisi kulit kering.
3. Melewati fase detoks
Jika kmau melakukan pertukaran dari antiperspiran ke deodoran bebas aluminium, sebaiknya biarkan tubuh beradaptasi selama setidaknya 30 hari. Fase ini memungkinkan pori-pori bernapas kembali setelah setiap hari menggunakan produk yang sama.
4. Tidak menggunakan sabun antibakteri
Bukan keringat yang membuat ketiak bau, namun bakteri. Salah satu cara mengelola bakteri adalah dengan menggunakan sabun antibakteri sebelum mengaplikasikan deodoran.
What's On Fimela
powered by
Pilihan pakaian, ketiak basah, dan stres
5. Pilihan pakaian yang buruk
Serat sintetis menahan bau karena sifat dari tenun, namun beberapa serat alami seperti kapas, linen, dan bambu justru dapat menjebak bau.
6. Ketiak basah
Menggunakan deodoran atau antiperspiran harus dalam keadaan kulit yang kering dan bersih. Jika area ketiak basah, uap air bisa membuat formula tidak terserap dengan benar.
7. Stres
Stres juga bisa menjadi penyebab deodoran tidak berfungsi dengan baik. Stres menyebabkan perubahan hormon yang pada akhirnya meningkatkan bakteri penyebab bau.
Perubahan hormon dapat menyebabkan peningkatan produksi keringat dan menciptakan bau yang lebih buruk. Jadi, dalam situasi seperti ini, bisa saja bukan deodoran, namun karena kamu sedang stres.
Formula, resep, dan botox
8. Formula tidak cukup kuat
Produk deodoran yang tidak mengandung antibakteri yang cukup bisa sulit membunuh bakteri penghasil bau. Jika baunya berlanjut, beralihlah pada produk lainnya.
9. Tidak mencoba resep formula
Resep formula biasanya lebih berhasil daripada formula produk yang dijual bebas. Resep formula biasanya mengandung konsentrasi bahan penghilang keringat yang lebih tinggi dan bekerja lebih baik pada pengguna yang mudah berkeringat.
10. Botox
Botox bisa menjadi solusi untuk kamu yang mudah berkeringat. Botox dapat secara efektif mengurangi keringat berlebih dengan menonaktifkan kelenjar yang bertanggung jawab mengeluarkan keringat. Bagaimana denganmu?
#GrowFearless with FIMELA