Fimela.com, Jakarta Dior memperkenalkan kampanye terbarunya untuk koleksi Autumn/Winter 2020 yang merupakan konfrontasi antara gambar, tubuh, siluet, dan bahasa. Maria Grazia Chiuri menyodorkan ide kreatif yang hadir dari tahun 1950-an, yaitu Teddy Girls.
Teddy Girls dijadikan tandingan dari Teddy Boys, subkultur Inggris pertama yang muncul pada periode paska perang di tahun 1950-an, masa di mana Christian Dior memiliki tampilan baru yang jarang dieksplorasi oleh Maria sendiri. Dari pandangan tertentu, Teddy Girls merupakan karakter yang tidak sopan dilihat dari padu padan busananya, seperti jaket pria gaya Edwardian, syal beludru, rok besar, celana jeans, dan jaket kulit hitam.
Inilah yang kemudian menghadirkan perspektif baru di tahun 1950-an dan dikaitkan dengan karakter Putri Margaret oleh Maria sendiri. Putri Margaret terkenal karena pernah memberontak dengan memilih gaun Dior pada ulang tahunnya yang ke 21 di tahun 1951 dan difoto oleh Cecil Beaton.
Dari sinilah Christian Dior sangat tertarik pada perpaduan klasikisme, subversi, keanggunan, dan pemberontakan dalam budaya Inggris, yang kemudian dijadikan sebagai sumber inspirasi untuk pameran Designer of Dreams, now at the Victoria & Albert Museum in London. Maria berusaha menggambarkannya satu per satu untuk desain koleksi terbaru Dior.
Koleksi terbaru dari Dior yang terinspirasi dari tahun 1950an
Bar suit diciptakan dengan siluet yang lebih maskulin melalui potongan, kain, dan kerah beludru. Rok lipit yang terinspirasi dari siluet pada bagian pinggang gaun Christian Dior, reinterpretasi konseptual dari keanggunan khas Dior.
Gaun malam yang terdiri dari bodysuit dan rok disulam dengan paillettes transparan dan dihiasi dengan bunga-bunga, serta sepatu dengan hak rendah meruncing dan terpotong di bagian depan, menonjolkan bahan dan teknik yang modern. Serangkaian kemeja bermotif kotak berwarna hitam merah dan hitam putih ditujukan untuk mengenang karya seniman Mario Schifano.
Setiap potongan busana dalam koleksi terbaru Dior ini berhubungan dengan gagasan feminitas yang melampaui gender dan anatomi. Maria berusaha mengeksplorasi identitas dalam penafsiran ulang sejarah Dior.
Tidak hanya itu, Dior juga menghadirkan tas Lady Dior, Saddle, dan Diorama dalam warna baru, yaitu ultra matte black sebagai lambang keanggunan dan pembaruan tanpa batas. Bagaimana menurutmu?
Saksikan video menarik setelah ini
#GrowFearless with FIMELA