Pada Akhirnya Kita Akan Menikah dengan Orang yang Salah, dan Itu Tak Masalah

Febi Anindya Kirana diperbarui 12 Jul 2019, 15:45 WIB

ringkasan

  • Cinta bisa tumbuh karena kebiasaan
  • Ketrampilan mencintai bisa dikembangkan

Fimela.com, Jakarta Ketika masih menjadi lajang, pikiran untuk bisa bertemu dan menikahi sosok yang tepat pasti ada di pikiran setiap orang. Seseorang yang dicintai sepenuh hati dan cocok dalam berbagai hal, segalanya tampak indah dan sempurna. Namun tidak semua bayangan itu bisa jadi kenyataan, pada akhirnya.

Seperti dikatakan penulis sekaligus filsuf Alain de Botton yang menulis esai ‘Why You Will Marry The Wrong Person’ dalam The New York Times, bahwa pada kebanyakan kasus, sebagian besar orang akan menikahi orang yang salah, dan itu tak masalah.

Tampak mengganjal bukan? Apa benar begitu? Lalu apa yang seharusnya dilakukan jika terlanjur menikah dengan "orang yang salah"? 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Cinta adalah Keterampilan, bukan Murni karena Perasaan

ilustrasi menikah/Photo by Emma Bauso from Pexels

Hal pertama yang ditunjuk Botton adalah, sebagian besar orang tak tahu bagaimana cara mencintai. Ada istilah Jawa yang berbunyi "tresno jalaran soko kulino" yang menyiratkan bahwa cinta pun bisa ditumbuhkan, kita bisa belajar mencintai. Seperti itu juga dalam pernikahan, belajarlah mencintai.

Jika sepenuhnya mengikuti perasaan dan hati, tak akan ada pernikahan yang bertahan lama karena akan selalu ada yang tak tepat. Tapi jika kita bisa mengembangkan keterampilan mencintai, akan ada momen toleransi dan kompromi yang membuat pikiran lebih terbuka dan mampu menerima.

Kita mungkin akan menemui pasangan suami-istri yang menikah karena saling mencintai dan menemukan kebahagiaan yang utuh, meski itu mungkin 1 dibanding 1000. Apakah kita termasuk salah satunya? Mungkin tidak, tapi bukan berarti kita harus menyerah dalam mempertahankan pernikahan.

Karena pernikahan juga merupakan suatu perjalanan, kita dituntut untuk terus belajar. Jadi tak masalah jika memang salah dan bertemu dengan masalah, selama kedua belah pihak mau saling belajar dan berjalan beriringan, dan berpikir bahwa pernikahan ini pun, patut dipertahankan.

#GrowFearless with FIMELA